mendorong masyarakat yang sudah beraktivitas di dalam kawasan TNKS untuk membentuk kelompok tani hutan yang nantinya diberikan akses berupa izin
Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Sumatera Selatan-Bengkulu memberikan akses masuk ke kawasan kepada  kelompok petani hutan.

"Sekarang kami sedang mengembangkan dan mendorong masyarakat yang sudah beraktivitas di dalam kawasan TNKS untuk membentuk kelompok tani hutan yang nantinya diberikan akses berupa izin bersama-sama mengelola kawasan TNKS," kata Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III TNKS Sumsel-Bengkulu M Mahfud saat dihubungi di Rejang Lebong, Bangkulu, Minggu.

Dia menjelaskan izin berusaha di dalam kawasan TNKS tersebut dengan jenis komoditas yang sudah ada di dalamnya seperti kecombrang, kemiri, pakis dan bambu.

Selain itu ada jasa lainnya berupa air yang sudah dimanfaatkan masyarakat Desa Sumber Bening, Kecamatan Selupu Rejang.

Dengan adanya kerja sama antara TNKS dengan masyarakat yang berdiam di sekitar kawasan TNKS ini, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga dapat meningkatkan ekosistem TNKS dengan jenis tanaman lainnya.

Baca juga: TNKS Sumsel-Bengkulu mengawasi pembukaan jalan wisata dalam kawasan

Baca juga: TNKS Sumsel-Bengkulu tingkatkan patroli pencegahan penebangan liar


Menurut dia, masyarakat yang selama ini telah melakukan perambahan kawasan TNKS seperti membuka perkebunan kopi diberikan kewajiban kepada kelompok tani kehutanan itu untuk bersama-sama mengelola kawasan TNKS agar mengusahakan penanaman tanaman produktif lainnya jenis kayu-kayuan yang bisa diambil hasil hutan bukan kayu seperti buah, getah dan kulit.

Sementara itu kelompok yang sudah melakukan kerja sama dengan pihaknya, tambah dia, di antaranya Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) Maju Bersama Desa Pal VIII dan KPPL Karya Mandiri Desa Tebat Tenong Luar di Kecamatan Bermani Ulu Raya.

"Kemarin dari KPPL ini sudah membuat asosiasi namanya Ampuh, kami pada minggu ketiga Oktober lalu juga sudah melakukan audiensi dengan Gubernur Bengkulu guna mengenalkan produk-produk KPPL ini seperti peyek kecombrang, peyek pakis, kopi, sirop kecombrang dan lainnya," jelas Mahfud.

Dia berharap dengan adanya pola kemitraan TNKS dengan masyarakat yang bermukim di sekitar taman nasional ini nantinya bisa menjaga kelestarian kawasan serta meningkatkan perekonomian daerah.

Baca juga: TNKS Sumsel-Bengkulu lakukan pemulihan ekosistem di lima titik

Baca juga: TNKS Sumsel-Bengkulu libatkan masyarakat dalam pemulihan kawasan

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023