Yang lebih penting apa yang bisa kita bantu untuk Kanada dan sebaliknya untuk Indonesia. Karena standar dari masing-masing negara tentu berbeda
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia lewat Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menggelar pertemuan dengan Menteri Perdagangan, Usaha Kecil, Promosi Ekspor, dan Perdagangan Internasional Kanada Mary Ng dalam rangka menindaklanjuti peluang kerja sama jaminan produk halal.

"Yang lebih penting apa yang bisa kita bantu untuk Kanada dan sebaliknya untuk Indonesia. Karena standar dari masing-masing negara tentu berbeda," ujar Menag Yaqut dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Pertemuan yang digelar di rumah dinas Menag itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan pada 2022 kala Mary Ng berkunjung ke Kantor Kementerian Agama (Kemenag) dan bertemu dengan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi.

Menag berharap pertemuan itu menjadi awal untuk mendapat kesepahaman terkait kerja sama jaminan produk halal antara dua negara. Apalagi pada 2024 nanti seluruh produk yang beredar di Indonesia wajib memiliki sertifikat halal.

Baca juga: Indonesia dan Kanada sepakat menyelesaikan ICA-CEPA akhir 2023

"Di tahun 2024 nanti semua produk dari luar negeri tidak bisa lagi masuk ke Indonesia bila tidak memiliki sertifikasi halal. Ini sebagai bentuk perlindungan negara kepada masyarakat. Kami berharap produk, kami juga diberi kemudahan untuk masuk Kanada," kata Menag Yaqut.

Selain terkait kerja sama di bidang peningkatan jaminan produk halal, dibahas juga rencana kerja sama di bidang pendidikan. Menag mengatakan Indonesia memiliki empat juta santri yang berasal dari pondok pesantren.

"Kita punya empat juta santri yang kita dorong untuk belajar di luar negeri, termasuk Kanada. Isu pendidikan juga sangat penting. Kedua negara bisa saling dan bertukar promosi di bidang pendidikan," kata Menag Yaqut.

Sementara itu Menteri Perdagangan, Usaha Kecil, Promosi Ekspor, dan Perdagangan Internasional Negara Kanada Mary Ng berharap berbagai peluang kerja sama antara Indonesia dan Kanada dapat segera terwujud dalam waktu dekat.

Baca juga: BPJPH: Sukseskan Indonesia menjadi pusat industri halal dunia

"Kami sangat berharap kerja sama di bidang halal dan pendidikan ini dapat segera terwujud," katanya.

Sebelumnya sebanyak 107 Lembaga Halal Luar Negeri (LHLN) dari berbagai negara mengajukan kerja sama Mutual Recognition and Acceptance (MRA) on Halal Quality Assurance atau saling keberterimaan sertifikasi halal dengan Kemenag.

"Hingga Juli lalu BPJPH telah menerima 107 permohonan kerja sama Lembaga Halal Luar Negeri dari berbagai negara untuk kerja sama Mutual Recognition and Acceptance on Halal Quality Assurance," ujar Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag Aqil Irham.

Aqil mengatakan kerja sama saling keberterimaan sertifikasi halal ini mengindikasikan perdagangan produk halal telah menjadi perhatian dunia. Produk halal memiliki potensi sebagai katalis perdagangan dunia. Karena itu proses sertifikasi produk oleh lembaga halal menjadi langkah penting bagi produsen di dunia.

Baca juga: Indonesia-Iran jalin kerja sama jaminan produk halal

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023