Dili (ANTARA News) - Kekhawatiran akan terjadi kembali kerusuhan di Timor Leste meningkat, Rabu, setelah beberapa rumah dan toko kecil di ibukota Dili dibakar oleh para pemrotes yang mendukung atau menentang PM Mari Alkatiri yang telah mengundurkan diri. Alkatiri mengundurkan diri setelah terjadi protes massa dan, sementara Presiden Xanana Gusmao mempertimbangkan saran-saran partai Fretilin yang berkuasa bagi penggantinya, ribuan pendukung partai itu berkumpul dekat Dili, siap bergerak memasuki ibukota itu. Harapan bagi diakhirinya kerusuhan lebih dari bulan itu menipis sementara berita tersebar luas mengenai berkumpulnya para pendukung partai Fretilin, sebagian besar mereka pro Alkatiri. Mereka diperkirakan akan memasuki ibukota itu, Rabu. Tapi ratusan pemrotes anti Alkatiri masih berada di luar gedung utama pemerintah dan sejumlah kelompok di taman-taman dan tempat-tempat terbuka di sekitar ibukota yang terletak di pinggir pantai itu. Pasukan perdamaian beranggotakan 2.500 tentara pimpinan Australia meningkatkan patroli dan petugas pemadam kebakaran dari pasukan Australia sedang berusaha memadamkan api di dua rumah dan sejumlah toko di satu permukiman dekat bandara, Rabu. "Saya sangat cemas," kata seorang pedagang sementara ia menutup kiosnya. "Saya membawa barang-barang berharga ke luar toko." Juga pada hari Rabu, belasan pemuda dari kedua pihak saling melemparkan batu di satu lokasi Dili, tapi tentara Australia segera datang untuk memisahkan mereka. Pasukan Australia terlihat memperkuat pos-pos pemeriksaan dan memblokade jalan yang menurut rencana akan dilalui konvoi Fretilin. Para perwira sebelumnya mengatakan mereka akan mengizinkan unjukrasa oleh semua pihak selama aksi itu tetap damai. Sejumlah rumah dan toko milik warga asal daerah timur Timor Leste di ibukota itu dibakar dalam dua bulan belakangan ini. Dikhawatirkan negara terbaru Asia itu dapat terpecah menjadi dua yaitu wilayah barat dan timur. Perpecahan itu akibat bentrokan dalam angkatan bersenjata dua bulan lalu yang memicu penjarahan dan pembakaran, dan baru berakhir setelah kedatangan pasukan perdamaian. Warga Timor Leste dari daerah barat dianggap bersimpati dengan Indonesia selama wilayah itu bergabung dengan Jakarta. Warga Timor Leste dari daerah timur mengklaim berjasa bagi perjuangan kemerdekaan dari Indonesia. Fretilin menguasai 55 dari 88 kursi parlemen dan, sesuai dengan konstitusi, memiliki hak untuk menunjuk perdana menteri mendatang. Dewan negara, yang memberikan nasehat kepada Presiden Gusmao akan mempertimbangkan seorang pengganti, tapi belum ada pertemuan pada hari Rabu, kata satu sumber senior. Para diplomat memperkirakan Fretilin akan memilih untuk jabatan perdana menteri itu deputi PM sekarang, Ana Pesson, Menteri Perburuhan Arsenio Bano atau Menteri Kesehatan Rui Maria de Arsuzo. Kandidat non Fretilin kemugkinan Menlu Jose Ramos Horta, kendatipun ia mengatakan ia hanya akan memangku jabatan itu sebagai usaha terakhir. Timor Leste menjadi koloni Portugal selama ratusan tahun sebelum satu revolusi di Lisabon tahun 1975 yang memberikan wilayah itu kemerdekaan. Daerah itu bergabung dengan Indonesia tahun 1976. Setelah referendum tahun 199 bagi kemerdekaan daerah itu, psukan perdamaian internasional memasuki daerah itu, yang mengantarkan periode pemerintahan transisi PBB sebelum menjadi negara merdeka penuh tahun 2002.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006