Caracas (ANTARA News) - Akun Twitter Penjabat Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan partai sosialis yang berkuasa, diretas pada Minggu saat penduduk negara itu pergi ke tempat-tempat pemungutan suara untuk memilih presiden baru, kata para pejabat.

Kepala Kampanye Maduro, Jorge Rodriguez mengatakan akun @NicolasMaduro, @PartidoPSUV dan @tmaniglia --semua milik sekretaris pers kantor presiden--, diretas, demikian laporan AFP.

Kemudian pesan-pesan muncul termasuk "Penipuan Pemilihan oleh @ lulzsecperu dan "HACKED BY @ LUZLSECPERU," saat sebelum pemungutan suara ditutup dalam pemilu untuk menentukan pengganti Hugo Chavez yang meninggal karena kanker pada bulan lalu, katanya.

"Ini merupakan tanda lain dari keputusasaan besar" para pendukung oposisi dan calon saingan kandidat mereka Henrique Capriles, kata Rodriguez di televisi resmi VTV, meskipun klaim peretas tampaknya dilakukan oleh kelompok hacker LulzSec.

Rodriguez mengatakan peretasan dilakukan oleh pelaku "kampanye kotor dari Bogota ... yang telah berupaya untuk menodai proses pemilu."

Sebelumnya, Maduro sendiri mengatakan "perang kotor" sedang berlangsung dari Kolombia yang berusaha untuk menggagalkan proses pemilu pada Minggu.

Maduro secara khusus menuduh Penasehat Politik Venezuela Juan Jose Rendon, yang bekerja untuk kampanye Capriles, berada di balik apa yang disebut Maduro "perang kotor untuk meracuni proses pemilu dan menabur kebencian di negara ini."


Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013