Tim akan mengangkat bagian ekor pesawat dulu karena di sana ada CVR sebagai alat yang penting untuk penyelidikan. Ekor pesawat itu sekarang berada di kedalaman 3 meter."
Kuta (ANTARA News) - Kondisi cuaca dan faktor alam mempersulit pencarian data rekaman percakapan pilot (Cockpit Voice Recorder/CVR) pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Pantai Segara, Kuta, Bali, Senin.

"Di dekat bangkai pesawat itu terdapat banyak palung dan ombaknya cukup keras sehingga menyulitkan pergerakan tim penyelam," kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandar Udara Ngurah Rai, Bali, Purwanto.

Ia berharap tim penyelam dari TNI Angkatan Laut dan Badan SAR Nasional serta Polda Bali bisa mendapatkan CVR yang berada pada bagian ekor bangkai pesawat yang sudah menyentuh dasar laut itu sebelum matahari terbenam.

"Tim akan mengangkat bagian ekor pesawat dulu karena di sana ada CVR sebagai alat yang penting untuk penyelidikan. Ekor pesawat itu sekarang berada di kedalaman 3 meter," katanya.

Purwanto menjelaskan bahwa tim penyelam akan melubangi ekor pesawat untuk mendapatkan data perekam di ruang kemudi pesawat jenis Boeing 737-800NG yang baru sebulan dioperasikan itu.

Tim pemindahan bangkai pesawat dengan nomor register PK-LKS itu selain berupaya mengambil `CVR` juga mengupayakan untuk memindahkan seluruh rongsokan pesawat yang terbelah menjadi dua bagian.

Pihaknya telah menyiapkan alat pengangkat atau "crane" berketinggian 10-20 meter. Namun dia khawatir dapat mengganggu lalu lintas pendaratan pesawat di jalur landasan pacu 09 Bandara Ngurah Rai. "Oleh karena itu kami akan bekerja pada saat pesawat tidak banyak masuk," kata Purwanto.

Agar tidak mengganggu jalur pendaratan pesawat, pihaknya berinisiatif untuk bekerja pada pukul 01.30 hingga 06.00 Wita, mengingat pada rentang waktu tersebut tidak ada aktivitas pendaratan pesawat.

Pada saat yang bersamaan, lanjut Purwanto, pihak bandara selama beberapa bulan ke depan akan melakukan pelapisan landasan sehingga kesempatan itu bisa dimanfaatkan untuk melakukan pemindahan pesawat.

Tim investigasi dan penyelam menargetkan dalam waktu dua hingga tiga hari ke depan seluruh bangkai pesawat itu bisa dipindahkan ke lokasi terdekat dari Bandara Ngurah Rai, yakni di Pantai Kelan.

Selain mengupayakan pemindahan melalui jalur darat dengan alat berat, pihaknya juga tetap bekerja sama dengan TNI-AL untuk menyiapkan alternatif lain dengan menggunakan balon udara untuk mengapungkan bangkai pesawat menuju daratan.

"Untuk sementara ini kami gunakan jalur darat, tetapi TNI-AL tetap siapkan alternatif lain dari laut seperti balon untuk penunjang," kata Purwanto. (MDE/M038)

Pewarta: Dewa Sudiarta Wiguna
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013