selama ini pengobatan rutin untuk sang buah hati adalah transfusi darah, kadang sekali hingga tiga kali sebulan
Palangka Raya (ANTARA) - Dwi Yuliani (23) dan suaminya yang merupakan orang tua dari anak penderita thalasemia atau kelainan darah bawaan mengaku puas dengan layanan yang diberikan kesehatan pada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

"Si Adek ini sekarang usianya sudah empat tahun, dan sudah menderita penyakit thalasemia sejak usia tiga bulan. Kami mengandalkan Program JKN untuk proses pengobatan pada buah hati kami," kata Dwi melalui pernyataan yang diterima di Palangka Raya, Selasa.

Dia mengatakan, selama ini pengobatan yang rutin untuk sang buah hati adalah transfusi darah. Kadang-kadang satu bulan satu kali namun bisa juga sampai satu setengah bulan baru transfusi darah.

"Kadang kalau kondisinya sudah lemas terus pucat, itu segera kami bawa untuk mendapatkan transfusi. Tergantung kondisi buah hati kami," kata Dwi.

Dia mengatakan, untuk proses dalam mendapatkan layanan menggunakan BPJS atau Program JKN, dia dan suami telah paham. Biasanya mereka ke Puskesmas dulu untuk meminta surat rujukan pengobatan dari Puskesmas.

"Surat rujukan itu berlaku selama tiga bulan biasanya, kalau sudah habis masa berlakunya nanti ke Puskesmas lagi untuk memperbaharui surat rujukannya,” jelas Dwi.

Dwi Yuliani dan suami serta anaknya terdaftar dalam Program JKN sebagai peserta mandiri atau Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Pasangan yang berprofesi sebagai pedagang ini mengungkapkan, seluruh pembiayaan untuk pengobatan sang anak menggunakan Program JKN.

“Untuk biaya pelayanan kesehatan tidak ada biaya tambahan lain yang harus saya bayarkan, sampai dengan sekarang syukur kami tidak merasakan ada kendala," katanya.
Baca juga: Peserta JKN puas kecepatan pelayanan faskes di Palangka Raya
Baca juga: Peserta BPJS Kesehatan sebut program JKN penolong saat darurat


Namun, dia pun tak menampik jika sebagai seorang peserta Program JKN yang membayar iuran secara sendiri khawatir kalau lupa saat membayar iuran.

"Hanya karena kami adalah peserta mandiri, kami takut kelupaan membayar iurannya, tapi untungnya ada auto debet, jadi lebih aman dan tidak khawatir lupa bayar iuran,” kata Dwi.

Ia juga mengungkapkan harapannya untuk sang anak dan untuk Program JKN kedepannya, menginginkan secepatnya ada obat untuk penderita thalasemia ini, serta ia berharap akan ada program atau inovasi baru yang memudahkan peserta khususnya para penderita thalassemia.

“Harapan kami ya maunya si adek ini sehat terus saja walaupun saat ini masih terus rutin untuk transfusi darah. Kasihan melihat anak seumuran ini yang harus bolak balik ke rumah sakit untuk berobat, semoga nanti segera ada obat untuk penderita thalassemia ini," katanya.

Sementara untuk Program JKN, pihaknya berharap kedepannya ada program yang bisa memfasilitasi rujukan agar lebih mudah, karena untuk penderita thalasemia ini kan memang harus rutin, ketergantungan dengan transfusi darah.
"Terima kasih kepada BPJS Kesehatan dan Program JKN yang selalu menjadi pendamping sang anak saat mendapatkan layanan kesehatan secara rutin,” kata Dwi.

Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palangka Raya K Hindro Kusumo mengimbau kepada seluruh Peserta JKN untuk menjaga status kepesertaan Program JKN selalu aktif demi kenyamanan dan kemudahan saat mengakses layanan kesehatan.

"Mari kita jaga status kepesertaan JKN kita agar selalu aktif, sehingga apabila kita membutuhkan layanan kesehatan kita tidak akan mengalami kendala. Kita sebagai Peserta JKN bisa melihat status kepesertaan JKN kita melalui aplikasi Mobile JKN atau bisa juga melalui kanal layanan Pandawa," kata Hindro.
Baca juga: Penderita gangguan rahim manfaatkan JKN untuk pengobatan gratis
Baca juga: ASN manfaatkan program JKN untuk pengobatan thalassemia

Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023