"Setelah melewati perjalanan panjang pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam mengendalikan pandemi COVID-19 akhirnya membuahkan hasil yang sangat baik dari tahun ke tahun ekonomi Riau tumbuh membaik," kata Kepala BPS Riau Asep Riyadi dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu.
Asep mengatakan, Kota Pekanbaru sebagai pusat jasa menduduki posisi pertama dengan pertumbuhan tertinggi mencapai 6,78 persen. Kemudian diikuti oleh Kota Dumai dengan kenaikan 6,36 persen.
Jika ditelusuri lebih jauh katanya Kabupaten Bengkalis yang beberapa tahun terakhir mengalami kontraksi justru pada tahun 2021 tumbuh positif dan hingga 2022 bahkan tumbuh lebih tinggi.
"Pada tahun 2022, kontribusi PDRB Bengkalis dalam membentuk PDRB Riau sebesar 17,68 persen. Sementara itu, Pekanbaru meskipun bukan merupakan kota penghasil migas namun berkontribusi dalam perekonomian Riau cukup signifikan yaitu sebesar 14,52 persen pada tahun 2022," katanya.
Hal ini katanya disebabkan adanya aktivitas pengeboran dan pengembangan sumber minyak baru akibat tingginya permintaan dan pengaruh harga di pasar global sehingga dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi Bengkalis.
Besarnya kontribusi Pekanbaru didukung oleh kekuatan aktivitas perekonomian di luar migas yakni lapangan usaha perdagangan, konstruksi, dan industri pengolahan. Sedangkan, kontribusi terkecil perekonomian Riau adalah Kabupaten Kepulauan Meranti, yakni sebesar 2,50 persen.
"Dari 12 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau, ketujuh kabupaten/kota yang mengalami kontraksi pada tahun 2020, telah kembali tumbuh positif hingga tahun 2022," katanya.
Jika dilihat tanpa migas, katanya menambahkan pertumbuhan ekonomi Riau juga menunjukkan kondisi membaik dengan tumbuh 5,00 persen dari sebelumnya yang hanya 4,56 persen. Kondisi yang sama juga diikuti oleh sebagian besar kabupaten/kota di Provinsi Riau.
Baca juga: Nilai ekspor Riau mencapai 1,70 miliar dolar AS
Pewarta: Frislidia
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
