Kami memotivasi perajin ini agar meningkatkan hasil produk sekaligus membidik segmen pasar menengah ke atas
Padang (ANTARA) - Pakar manajemen bisnis dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat Prof. Ratni Prima Lita memotivasi perajin anyaman daun mansiang di Kabupaten Limapuluh Kota untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

"Kami memotivasi perajin ini agar meningkatkan hasil produk sekaligus membidik segmen pasar menengah ke atas," kata Ratni Prima Lita di Padang, Kamis.

Ratni menerangkan untuk mencapai segmen pasar menengah ke atas maka produk anyaman dari daun mansiang yang dihasilkan perajin harus jauh lebih baik (berkualitas) agar diminati konsumen.

Segmen pasar menengah ke atas yang ditargetkan ialah perajin anyaman daun mansiang bisa memasarkan produknya ke berbagai pusat perbelanjaan. Sebab, selama ini produk yang dihasilkan hanya dijual ke pasar-pasar tradisional.

Lulusan Program Ilmu Manajemen Universitas Brawijaya tersebut juga menjelaskan perbedaan profit atau keuntungan yang didapatkan pelaku UMKM jika membidik pasar segmen menengah ke atas.

Baca juga: Akademisi: Pemberdayaan masyarakat desa kunci menuju negara maju

Untuk saat ini seorang perajin bisa membuat tiga hingga empat tas anyaman dengan nilai jual Rp30 ribu. Artinya, dalam sehari menghasilkan pendapatan Rp90 ribu hingga Rp120 ribu. Namun, jika kualitas produk bisa ditingkatkan dan memasarkannya ke segmen menengah ke atas maka nilai jualnya menjadi Rp200 ribu.

Tidak hanya peningkatan kualitas produk, pelaku UMKM juga dituntut bisa menciptakan aneka varian produk baru dari olahan tanaman bernama latin actinoscirpus grossus tersebut.

Selama ini produk yang dihasilkan perajin di Nagari (desa) Kubang Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota itu baru sebatas kambuik atau tas khas tradisional asal Minangkabau dan tas ukuran kecil.

"Jadi, kita melatih mereka bagaimana memperbaiki kualitas produknya agar disukai konsumen segmen pasar menengah ke atas," ujarnya.

Selain target pasar dan kualitas produk yang masih lemah, ia melihat keterbatasan alat seperti mesin jahit juga menjadi kendala bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan usaha yang digelutinya.

Melalui pembekalan dan pelatihan manajemen bisnis tersebut, perajin anyaman daun mansiang juga berharap adanya dukungan dari pemerintah untuk membantu menyediakan mesin jahit.

Baca juga: Akademisi ungkap cara UMKM tingkatkan daya saing produk dan bisnis

Baca juga: Akademisi paparkan penyebab UMKM di Tanah Air sulit berkembang

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023