Dubai (ANTARA News) - Raja Arab Saudi Abdullah, Selasa, mengutuk pemboman di Boston, Amerika Serikat, yang menewaskan sedikitnya tiga orang sebagai tindakan "teroris yang memalukan" dan mengatakan tidak ada agama yang membenarkan serangan seperti itu terhadap warga sipil.

Sebelumnya Presiden AS Barack Obama menyatakan pemboman pada Senin, yang terjadi saat pelaksanan Marathon Boston, sebagai satu "tindakan teror". Semenara itu para peneliti mengatakan tidak ada bahan peledak tambahan yang telah ditemukan selain dua yang meledak di dekat garis finish.

"Kami sedih dengan berita yang kami terima tentang ledakan di Boston dan kematian serta luka-luka yang mereka sebabkan," kata  Kantor Berita Negara SPA mengutip Raja Abdullah dalam satu pesan belasungkawa yang dikirim kepada Presiden Obama.

"Kami mengutuk tindakan memalukan ini, aksi teroris yang biasa menargetkan orang-orang tak bersenjata dan tidak bersalah. Kita menegaskan bahwa beberapa kejahatan ... di balik tindakan ini mencerminkan tak seorangpun dari mereka beragama, beretika atau nilai-nilai yang menerima ini," tambahnya dalam pemberitaan Reuters.

Satu penyelidikan awal terhadap bom kembar Boston dan satu penyelidikan apartemen berakhir dengan para sumber penegak hukum mengatakan bahwa seorang mahasiswa Arab Saudi yang terluka dalam ledakan kemungkinan besar akan dibersihkan dari kecurigaan.

Tidak ada yang telah ditangkap, kata Komisaris Polisi Boston Ed Davis kepada wartawan pada Selasa pagi.

Kemudian pada malamnya di Washington, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Janet Napolitano mengatakan tidak ada indikasi bahwa ledakan bom itu adalah bagian dari persekongkolan yang lebih luas.

Penerjeman: Askan Krisna

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013