Beijing (ANTARA) - Kerja sama antara negara-negara anggota BRICS dan negara lain sangat penting untuk hasil lebih baik dalam pencapaian agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030, kata Carlos Watson, perwakilan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) di China.

Dalam sebuah wawancara dengan Xinhua baru-baru ini, Carlos Watson menekankan pentingnya BRICS sebagai platform krusial bagi kerja sama Selatan-Selatan (SSC).

Dia menambahkan bahwa China berada di garis depan dalam mendukung negara-negara berkembang mencapai tujuan pembangunan mereka sendiri.

Menyumbang seperempat dari produk domestik bruto (PDB) global dan hingga 42 persen dari total populasi dunia, negara-negara anggota BRICS terus menarik negara-negara lain. Watson memastikan kerja sama di antara negara-negara tersebut sangat penting untuk mencapai SDG dengan tepat waktu.

Dalam rangka KTT ke-15 BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, Watson menggarisbawahi peran penting SSC dalam mempercepat progres menuju pencapaian SDG, dengan mendeskripsikannya sebagai sarana penting untuk meningkatkan akses ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi, penyebaran pengetahuan, serta pembangunan kapasitas.

Menyoroti kontribusi China terhadap ketahanan pangan global, yang tercantum sebagai satu dari delapan bidang prioritas kerja sama, Watson menekankan bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra usulan China berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan serta memenuhi kebutuhan jutaan petani dan nelayan di negara-negara partisipan.

"Di sektor pertanian, kerja sama di antara dua atau lebih negara Global South dapat berperan sebagai modalitas sarana utama untuk mengatalisasi pengembangan pertanian, ketahanan pangan dan gizi, pembangunan pedesaan, serta pengentasan kemiskinan," imbuh Watson.

Dia menyebutkan sebuah contoh yang mempromosikan padi hibrida di Madagaskar, Uganda, dan negara-negara Afrika lainnya dalam kerangka proyek SSC FAO-China.

"Hasil panennya meningkat drastis di negara-negara itu, memberikan pendapatan yang lebih tinggi bagi para petani kecil. Secara keseluruhan, program tersebut di Afrika meningkatkan kehidupan sekitar 1 juta orang, baik secara langsung maupun tidak langsung," jelasnya.

China berada di garis depan dalam mendukung negara-negara berkembang mencapai tujuan pembangunan mereka sendiri. China memosisikan dirinya secara unik untuk terlibat dalam inisiatif berbagi pengetahuan dan pertukaran teknis Selatan-Selatan, tutur Watson yang telah bekerja di China sejak Februari 2021.

Terkesan oleh pembangunan China, yang menurutnya menjadi teladan bagi dunia lewat pengentasan kemiskinan absolut pada 2020 atau 10 tahun lebih cepat daripada agenda global, Watson mengatakan bahwa banyaknya solusi pembangunan, pengetahuan, teknologi, pengalaman, praktik dan sumber daya terbaik, yang terakumulasi dalam proses pembangunannya yang pesat, China memiliki banyak hal yang dapat ditawarkan untuk mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan di negara-negara berkembang lainnya.

Pada tahun 2021, China mengusulkan Inisiatif Pembangunan Global yang berupaya mendorong kerja sama internasional dalam delapan bidang prioritas, yaitu pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, COVID-19 dan vaksin, pendanaan pembangunan, perubahan iklim dan pembangunan hijau, industrialisasi, ekonomi digital, dan konektivitas.

FAO berharap China dapat memainkan peran yang lebih signifikan dalam pencapaian seluruh SDGs yang berhubungan dengan pertanian di negaranya, kawasan, maupun seluruh dunia.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023