Dua-puluh orang cedera dan satu tewas selama bentrokan antara militer dan militan...
Miranshah, Pakistan (ANTARA News) - Sedikitnya seorang tewas dan 20 lain cedera dalam bentrokan antara pasukan Pakistan dan gerilyawan Taliban di dekat perbatasan Afghanistan, Rabu.

Bentrokan itu terjadi di Miranshah, kota utama di wilayah suku Waziristan Utara di Pakistan baratlaut yang berbatasan dengan Afghanistan.

"Dua-puluh orang cedera dan satu tewas selama bentrokan antara militer dan militan," kata Dr Niaz Ahmed, dari rumah sakit utama Miranshah, kepada AFP.

Kekerasan meletus menjelang matahari terbenam ketika militan mulai menembaki pasukan yang menewaskan seorang pemilik toko bahan pangan setempat, kata seorang wartawan AFP yang tinggal di daerah itu.

Ke-20 korban yang cedera semuanya warga sipil, termasuk dua putri koresponden AFP itu, yang terkena serpihan peluru setelah sebuah mortir mendarat di dalam rumah mereka.

Tembak-menembak itu berlangsung selama dua jam dan hanya berakhir setelah warga sipil mendesak gencatan senjata, dengan menggunakan alat pengeras suara dari masjid-masjid berdekatan, dan mereka kemudian membawa korban-korban yang terluka ke rumah sakit.

Banyak rumah dan toko rusak karena penggunaan senjata berat selama bentrokan tersebut, kata koresponden AFP itu.

Waziristan Utara adalah salah satu dari tujuh daerah di kawasan suku semi-otonomi Pakistan, di mana Taliban dan militan terkait Al Qaida memiliki pangkalan-pangkalan yang digunakan untuk merencanakan serangan di Afghanistan.

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.

Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.

(M014)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013