Kupang (ANTARA News) - Dua kapal perang milik TNI-AL, masing-masing KRI Sutanto dan KRI Sangkuriang saat ini tengah mendeteksi keberadaan sebuah kapal siluman yang membawa senjata AK-47 di wilayah perairan Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tak jauh dari wilayah perairan Timor Timur (Timtim). Keberadaan kapal siluman berbobot sekitar 1.000 ton di wilayah perairan antara Kepulauan Alor dengan Timtim itu terdeteksi oleh kapal tempur F-16 milik TNI-AU di titik 0.8050 south-124.23.34 east ketika sedang melakukan patroli udara pada 26 Juni lalu. "Kapal siluman yang membawa senjata AK-47 itu kami duga sudah masuk di wilayah perairan Timtim atau alur laut kepulauan Indonesia (ALKI)," kata Danlantamal IX/Kupang, Laksamana Pertama Syahrin Abdurrahman SE di Kupang, Kamis. Jenderal berbintang satu itu menjelaskan, sebuah kapal patroli milik Polda NTT sempat memergoki kapal tersebut, namun kapal patroli kepolisian itu menjauh dari posisi kapal siluman itu karena membawa pula dengan senjata AK-47 buatan Uni Soviet. "Kapal perang kita berusaha untuk mengejar kapal siluman itu ketika mendengar laporan dari pihak kepolisian bahwa kapal tersebut mengangkut senjata api jenis AK-47, namun kapal itu sudah menghilang dari wilayah perairan kita," ujarnya. Keberadaan kapal siluman yang membawa senjata AK-47 itu bersamaan dengan pengumuman pengunduran diri Mari Alkatiri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Timor Timur setelah didesak oleh ribuan pemrotes di negara itu serta Presiden Timtim Xanana Gusmao. Danlantamal Kupang mengatakan, jika kapal siluman itu sudah memasuki wilayah perairan Timtim atau sudah masuk di wilayah alur laut kepulauan Indonesia, maka TNI-AL tidak memiliki kewenangan lagi untuk mengejarnya. "Jika kapal itu sudah masuk di wilayah perairan bebas atau sudah masuk di wilayah perairan Timtim maka kami tidak bisa lagi berbuat banyak untuk mengusirnya karena bukan lagi di wilayah perairan Indonesia," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006