Jayapura (ANTARA) - Kapendam Kodam XVII Cenderawasih Letkol Inf Johanis Parinussa mengatakan, KKB telah membunuh Michelle Kurisi Ndoga yang bekerja sebagai relawan kemanusiaan.

Korban Michelle Kurisi Ndoga yang tewas dibunuh kelompok KKB adalah warga sipil dan tidak terlibat di bidang intelijen TNI.

"TNI tidak pernah menjadikan orang asli Papua (OAP) sebagai agen atau mata-mata dan korban murni masyarakat sipil, " tegas Kapendam Parinussa di Jayapura, Rabu.

Dikatakan, korban Michelle Kurisi Ndoga merupakan masyarakat sipil yang ingin membantu para pengungsi di Nduga, Papua Pegunungan .

Selain korban KKB sudah membunuh warga sipil, termasuk yang dilakukan terhadap para pendulang di Kampung Kawe, Distrik Awibon Kabupaten Pegunungan Bintang.

Tercatat dua pendulang tewas dan lima lainnya mengalami luka-luka, kata Parinussa.

Sementara itu Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, secara terpisah mengakui adanya pernyataan tentara pembebasan nasional Papua Barat(TPNPB) yang telah melakukan penembakan terhadap Michelle Kurisi Ndoga di Kimbim, Kabupaten Jayawijaya, Pegunungan Papua, pada Selasa (29/08).

Dalam narasi tersebut disebutkan bahwa Michelle Kurisi Ndoga adalah seorang agen intelijen Negara Indonesia yang menjadi target penembakan.

"Pembunuhan ini terjadi setelah dia diinterogasi mengenai tujuannya dalam perjalanan menuju ke Kuyawage untuk mengumpulkan data masyarakat Nduga yang mengungsi, " kata Kombes Benny.

Kabid Humas menyatakan, pihaknya masih melakukan pendalaman dan investigasi lebih lanjut guna memverifikasi kebenaran informasi ini.

"Kami masih melakukan penyelidikan yang teliti untuk mengungkap kebenaran dari informasi ini," tegas Kabid Humas Kombes Benny.
Baca juga: Satgas Yonif 310/KK serahkan bantuan ke gereja di perbatasan RI-PNG
Baca juga: Tim TNI Manunggal Air bantu air bersih untuk warga di Kenyam Nduga
Baca juga: Pangdam XVII/Cenderawasih serahkan tujuh rumah TMMD ke warga Biak
Baca juga: Anggota DPR: Strategi dan pendekatan TNI di Papua perlu ditinjau ulang

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023