Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Dalam beberapa pekan terakhir terjadi kebakaran hutan dan lahan di sejumlah kawasan di Jawa Timur, seperti di Gunung Arjuno, Gunung Penanggungan, Gunung Bromo, dan Gunung Semeru.

Kebakaran yang terjadi di beberapa lokasi tersebut semakin meluas seiring dengan kondisi cuaca yang sangat panas, angin kencang, dan dampak dari puncak El Nino yang memicu kekeringan dan kemarau panjang di beberapa wilayah di Indonesia.

Berdasarkan data BPBD Jawa Timur, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Arjuno yang berada di perbatasan Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan, terus meluas mencapai 4.000 hektare di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo.

Luasan karhutla yang terbakar diprediksi akan terus bertambah karena masih ada titik-titik api yang sulit dipadamkan secara manual dan lokasi geografis yang tidak bisa dijangkau oleh para petugas gabungan dalam memadamkan kobaran api tersebut.

Kebakaran yang terjadi di Gunung Arjuno tidak hanya disebabkan faktor alam, namun peran manusia juga ikut andil menjadi pemicu karhutla itu.

Berdasarkan hasil penyelidikan kepolisian dan juga laporan yang dihimpun Dinas Kehutanan Jatim, disinyalir penyebab karhutla di lereng Arjuno itu, salah satunya adalah perburuan liar. Para pemburu liar itu sengaja membakar semak-semak hutan.

Karhutla di Gunung Arjuno yang masuk dalam kawasan Tahura R Soeryo tersebut mendapat perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur hingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), karena titik api terus merembet hingga ke Kabupaten Pasuruan dan Mojokerto.

Ratusan personel gabungan dari Tahura R Soerjo yang bekerja sama dengan masyarakat Peduli Api (MPA), relawan, masyarakat sekitar kawasan hutan dan didukung oleh BPBD Jatim, BPBD Kabupaten Pasuruan, BPBD Kabupaten Malang, TNI dan Polri telah berjibaku untuk memadamkan api.

Hingga kini petugas masih bekerja keras untuk memadamkan kebakaran di Gunung Arjuno, bahkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sempat memimpin langsung pemadaman dengan menggunakan teknik "water bombing" pada Sabtu (2/9) sore.

Pemprov Jatim menilai kondisi karhutla memang cukup genting dan patut disikapi dengan sigap, terutama karena cuaca yang memang tengah dilanda El-Nino dan tidak turun hujan di area hutan Gunung Arjuno, sehingga menyebabkan kondisi karhutla semakin parah.

Penyiraman udara telah dilakukan di area kawasan tahura, termasuk di Desa Cendono, Kabupaten Pasuruan, dan Desa Toyomarto, Kabupaten Malang, yang mencakup tiga titik panas (hot spot) di wilayah Singosari, Kabupaten Malang, dan Desa Tambaksari di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.

Selain pemadaman melalui udara, pemadaman secara manual juga masih terus dilakukan di Gunung Arjuno agar luasan lahan dan hutan yang terbakar dapat dikendalikan dan tidak semakin meluas.

Tidak hanya hutan di Gunung Arjuno, karhutla juga terjadi di Gunung Bromo dan Semeru yang merupakan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang, Pasuruan, dan Malang.

Berdasarkan pemantauan Sistem Pengawasan Kebakaran Hutan dan Lahan pada 18 Agustus 2023 terpantau beberapa titik api di kawasan TNBTS di Blok Oro-Oro Ombo di bawah puncak Gunung Semeru, yang masuk dalam Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Wilayah Ranupani, Kabupaten Lumajang.

Tidak hanya itu, kebakaran juga terjadi di Savana Kaldera Tengger di kawasan wisata Gunung Bromo, sehingga karhutla di kawasan TNBTS semakin meluas.

Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan pihaknya sebenarnya sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau yang diperkirakan terdampak El Nino.

Berbagai upaya untuk memadamkan titik api sudah maksimal dilakukan oleh petugas gabungan, sehingga sebagian titik api berhasil dipadamkan dan petugas juga memastikan bahwa kawasan sudah aman.


Objek wisata ditutup

Kebakaran yang terjadi di sejumlah lokasi menyebabkan penutupan sejumlah objek wisata, seperti pemandian air panas Cangar di Kota Batu ditutup sementara hingga batas waktu yang tidak dapat ditentukan akibat dampak kebakaran Gunung Arjuno.

Penutupan pemandian air panas itu dilakukan sejak 4 September 2023 hingga batas waktu yang belum ditentukan karena kebakaran sudah terlihat di atas Cangar, sehingga membahayakan bagi wisatawan yang berkunjung.

Selain pemandian air panas Cangar, wisata alam lain di bawah naungan UPT Tahura Raden Soerjo juga ditutup sementara, mulai dari pendakian Gunung Arjuno-Welirang, Gunung Pundak, Bukit Watu Jengger, Bukit Semar, dan Bukit Cendono.

Hal yang sama juga terjadi pada objek wisata yang menjadi primadona di Jawa Timur, yakni Gunung Bromo yang ditutup total sejak 6 September 2023 karena kebakaran hutan yang terjadi di Savana Kaldera Tengger dan Bukit Teletubbies di kawasan TNBTS.

Balai Besar TNBTS juga menutup total Gunung Bromo di empat pintu masuk untuk kelancaran proses pemadaman api dan keamanan wisatawan dengan batas waktu yang belum ditentukan.

Akses wisata Gunung Bromo memiliki empat pintu masuk, yakni mulai dari Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, kemudian dari Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, dari Kabupaten Lumajang, serta Kabupaten Malang.

Karhutla di kawasan TNBTS yang semakin meluas juga menyebabkan objek wisata Puncak B29 atau dikenal dengan negeri di atas awan yang berada di Desa Argosari, Kabupaten Lumajang juga ditutup oleh dinas pariwisata kabupaten setempat.

Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang menutup kawasan tersebut untuk keselamatan dan keamanan para pengunjung, karena itu belum bisa dipastikan sampai kapan ditutup karena melihat situasi di lapangan.

Penutupan sejumlah objek wisata tentu berdampak pada sektor ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung, pemerintah daerah selalu mengimbau masyarakat untuk peduli menjaga lingkungan dengan tidak membuat kegiatan yang memicu kebakaran.

Kebakaran hutan merupakan bencana alam yang memiliki dampak serius bagi lingkungan, ekosistem, dan manusia, karena fenomena itu tidak hanya mengancam flora dan fauna, tetapi juga kesehatan manusia serta ekonomi.

Hutan adalah rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna, sehingga kebakaran hutan dapat menghancurkan habitat alami mereka dan mengakibatkan kehilangan biodiversitas yang tak tergantikan.

Tidak hanya itu kebakaran hutan merupakan sumber emisi gas rumah kaca, seperti karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas-gas itu berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim, sehingga kebakaran berpengaruh pada udara di dunia.

Karhutla juga menjadi ancaman bagi kesehatan manusia apabila tidak segera ditangani dengan serius karena kebakaran hutan dapat memicu masalah kesehatan, seperti iritasi mata, batuk, dan masalah pernapasan.

Di sisi lain, kerugian ekonomi tentu tidak dapat dhindarkan karena kebakaran hutan dapat berdampak besar pada ekonomi, seperti sektor pertanian dan perkebunan bisa terpengaruh oleh hilangnya tanaman produktif.

Kebakaran hutan juga dapat merusak infrastruktur yang sudah dibangun di kawasan objek wisata, sehingga mengurangi daya tarik wisata di daerah yang terkena dampak.

Untuk itu, semua pihak harus waspada dan ikut mencegah terjadinya karhutla dengan tidak melakukan tindakan yang dapat menyulut percikan api, apalagi saat ini memasuki puncak El Nino dan demi menjaga ekosistem lingkungan agar bisa tetap lestari.
 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023