Kami belum tahu berapa anggarannya karena masih akan di bahas bersama DPR. Tapi seperti disampaikan Presiden, kompensasi yang diberikan adalah tiga program yang sudah ada sebelumnya ditambah BLSM,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan anggaran untuk kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan dibahas bersama DPR.

"Kami belum tahu berapa anggarannya karena masih akan di bahas bersama DPR. Tapi seperti disampaikan Presiden, kompensasi yang diberikan adalah tiga program yang sudah ada sebelumnya ditambah BLSM," katanya di Jakarta, Selasa.

Tiga program untuk kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi adalah beras untuk masyarakat miskin (raskin), beasiswa masyarakat miskin dan program keluarga harapan (PKH).

Selain tiga program itu, kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi adalah bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM).

Armida mengatakan khusus untuk raskin, pemerintah akan menambah pemberian beras sebanyak tiga bulan sehingga masyarakat miskin akan mendapat jatah raskin hingga 15 bulan.

"Sebelumnya raskin kan hanya 12 bulan. Sebagai kompensasi kenaikan BBM akan ditambah tiga bulan lagi," katanya.

Begitu pula dengan program beasiswa untuk siswa miskin akan mendapat penambahan cakupan dari 30 persen menjadi 39 persen.

Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2013 di Jakarta, Selasa, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi akan dilakukan setelah pembahasan APBNP yang diharapkan selesai Mei.

Presiden mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi harus dilakukan untuk menyehatkan APBN.

Namun, katanya, pelaksanaannya menunggu kesiapan kenaikan anggaran kompensasi untuk rakyat miskin melalui APBNP.

Pada kesempatan sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan penerapan kenaikan satu harga untuk BBM bersubsidi akan menghemat anggaran belanja sebesar Rp30 triliun lebih.

"Kalau naik satu harga, dari hari pertama, sudah ada penghematan. Lebih di atas Rp30 triliun," katanya.

Ia mengatakan idealnya kenaikan harga BBM tersebut terjadi pada Mei, karena penerapan yang lebih dini dapat lebih cepat menghemat konsumsi premium dan solar bersubsidi.

"Kalau bulannya makin lambat kan makin sedikit `saving-nya`. Kita masih memakai hitungan kalau meleset satu juta kiloliter (maka terbuang, red.) Rp4,5 triliun-Rp5 triliun," katanya.
(D018/M029)

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013