Medan (ANTARA) - Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI), Prof. Dr. Ridha Dharmajaya mengajak generasi muda mempersiapkan diri untuk menyambut bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia.

"Saat ini hanya dua negara yang mengalami situasi bonus demografi di dunia, yakni Indonesia dan India. Sedangkan negara lainnya lebih banyak penduduknya yang berusia lanjut," ucap Prof Ridha saat menyampaikan materi Gadget Sehat di SMK Mulia, Kota Medan, Senin.

Ia mengatakan di tengah tingginya angka usia produktif (15-64 tahun) yang berkisar 70 persen dari jumlah penduduk, Indonesia berpotensi menjadi negara lima besar di dunia jika menghasilkan generasi yang berkualitas.

Baca juga: Menko Muhadjir ajak ICMI bersama siapkan generasi muda berkualitas

"Untuk itu, saya mengajak generasi muda, terkhusus siswa didik SMK Mulia untuk memanfaatkan kesempatan tersebut," katanya.

Dikatakan Ridha, ada satu ancaman yang harus diwaspadai oleh generasi muda agar bonus demografi tidak menjadi bencana, yakni saraf leher kejepit yang disebabkan posisi penggunaan gadget atau gawai yang salah.

"Penggunaan gadget yang salah bisa menyebabkan saraf leher kejepit, dan ini diawali dengan sakit di pundak, kepala pusing, tangan kesemutan, pegel, dan pundak berat," sebutnya

Ia menjelaskan gejala awal ini biasanya dirasakan pada usia 50 tahunan ke atas, tapi saat ini kondisi tersebut juga sering dialami generasi muda akibat penggunaan gadget yang salah.

"Jika ini berlanjut, akan menjadi sangat mengerikan, karena menjadi penyebab kelumpuhan tangan dan kaki, seksualitas hilang, buang air besar dan kecil tak terasa atau loss, dan lainnya. Tentu tidak ada obat yang menyembuhkan dan tidak ada operasi yang mengembalikan, yang akhirnya berujung kelumpuhan dan tak menutup kemungkinan berujung kematian," tuturnya.

Jika hal itu terjadi, kata dia, Indonesia justru akan menciptakan orang-orang yang terkategorikan tidak sempurna. Bonus demografi yang harusnya bisa menjadikan negara Indonesia maju dan berkembang, tapi berubah jadi bencana.

Baca juga: Kemenparekraf bentuk generasi muda berkualitas menyongsong 2045

Baca juga: Kasad minta generasi muda memiliki jiwa inovasi dan kreativitas


Untuk itu, ia mengajak generasi muda, khususnya siswa didik untuk lebih bijak menggunakan gadget atau gawainya.

Menurutnya, hadirnya persaingan yang semakin tinggi. Orang asing bisa masuk dan banyak hal mulai dikerjakan oleh mesin, sehingga pekerjaan akan semakin sulit didapat.

"Untuk itu adik-adik harus mempersiapkan diri sejak saat ini. Karena adik-adik nanti tidak lagi bersaing dengan manusia saja, tapi juga mesin. Untuk itu mari kita lahirkan generasi muda berkualitas," ujarnya.

Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023