Jakarta (ANTARA) - Praktisi Kesehatan, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta dr Iman Firmansyah memaparkan "ABCD" sebagai upaya pencegahan penularan hepatitis.

"A untuk Abstinence, atau puasa dari dorongan melakukan kegiatan seksual, B untuk Be faithful, atau setia pada satu pasangan saja," katanya dalam Siniar  tentang gejala dan penularan hepatitis yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
 
Kemudian "C", kata Iman, adalah penggunaan condoms (kondom) saat hendam berhubungan seksual dengan penderita hepatitis, dan "D" untuk larangan penggunaan drugs (narkotika), khususnya pada jenis narkotika dengan suntik.
 
Iman memaparkan perilaku ABCD tersebut dapat membantu mengurangi risiko penularan hepatitis yang merupakan penyakit menular melalui kontak dengan darah.
 
"Artinya, segala macam kegiatan yang berisiko memiliki kontak dengan darah, maka juga berisiko menularkan virus hepatitis kepada orang lain," ujarnya.
 
Iman menganjurkan penggunaan kondom meskipun pada pasangan suami istri, jika salah satu di antara keduanya terdeteksi menderita hepatitis. Hal tersebut mencegah penularan hepatitis baik pada salah satu pasangan, maupun kepada calon bayi yang akan dikandung.
 
Begitu pula saat makan, kata dia, penggunaan peralatan makan yang sama dapat berisiko menularkan hepatitis, karena adanya gusi yang berdarah atau gigi yang berlubang pada penderita hepatitis juga dapat menularkan hepatitis kepada orang lain yang menggunakan peralatan makan yang sama.
 
Dia mengimbau agar setiap orang berhati-hati dan tidak menganggap remeh terhadap penyakit hepatitis, karena terdapat banyak kasus penyakit hepatitis yang tidak bergejala.
 
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyakit hepatitis merupakan tantangan serius yang harus segera diatasi melalui deteksi dini dan pengobatan secara terintegrasi.
 
"Ini adalah tantangan serius yang harus kita atasi. Di Hari Hepatitis Sedunia ini, saya ingin menekankan kembali pentingnya deteksi dini dan pengobatan hepatitis yang terintegrasi," katanya saat membuka Peringatan Hari Hepatitis Sedunia ke-14 2023 di Jakarta (28/7).
 
Menkes melaporkan, lebih dari 350 juta orang di seluruh dunia menderita Hepatitis, sembilan dari sepuluh pasien tidak menyadari kondisi mereka.
 
Menkes menyatakan Kemenkes berkomitmen untuk mengeliminasi hepatitis di Indonesia dengan mengadopsi strategi komprehensif, di antaranya meningkatkan akses deteksi dini hepatitis, menyediakan pengobatan dan vaksin yang memadai, serta penguatan surveilans terutama bagi ibu hamil dan kelompok berisiko tinggi.

Baca juga: Penggunaan alat cukur bersama-sama rawan penularan Hepatitis B dan C

Baca juga: Kemenkes: Hepatitis B dominan ditularkan transmisi dari ibu ke anak

Baca juga: Menkes: Harus diatasi, penyakit hepatitis tantangan serius

 

Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023