Washington (ANTARA) - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada Kamis menunjuk direktur baru yang akan meneliti apa yang disebut pemerintah sebagai "fenomena anomali tak teridentifikasi" atau UAP, setelah sebuah panel pakar mendesak NASA menggenjot upaya menghimpun informasi tentang apa yang biasa disebut UFO.

Administratur NASA Bill Nelson menyampaikan pengumuman tersebut setelah panel tersebut mengeluarkan laporan yang meminta NASA menggencarkan upaya mengumpulkan informasi tentang UAP dan berperan lebih banyak lagi dalam membantu Pentagon mendeteksi UFO.

NASA mengatakan direktur penelitian UAP yang baru itu akan menangani "komunikasi terpusat, kapabilitas sumber daya dan analisis data guna menciptakan database yang kuat untuk evaluasi UAP pada masa depan."

Panel NASA yang terdiri dari pakar-pakar lintas bidang mulai fisika hingga astrobiologi itu mengeluarkan laporan tersebut setelah menggelar pertemuan publik pertamanya Juni lalu.

"NASA memiliki beragam aset pengamatan Bumi dan ruang angkasa baik sudah maupun tengah direncanakan, bersama dengan arsip ekstensif kumpulan data historis dan terkini, yang harus langsung dimanfaatkan guna memahami UAP," kata laporan itu.

“Kendati armada satelit pengamatan Bumi milik NASA biasanya tidak memiliki resolusi spasial untuk mendeteksi objek-objek relatif kecil seperti UAP, sensor canggihnya bisa langsung digunakan untuk menyelidiki kondisi Bumi, lautan, dan atmosfer setempat yang secara spasial dan temporal bertepatan dengan UAP yang awalnya terdeteksi melalui metode-metode lain.

Dengan demikian, aset-aset NASA bisa berperan penting dalam menentukan secara langsung apakah faktor-faktor lingkungan tertentu ada kaitannya dengan perilaku atau kejadian UAP tertentu yang dilaporkan," kata laporan itu.

Dalam beberapa tahun terakhir ini Pemerintah AS sudah menyingkapkan sejumlah informasi yang sudah dikumpulkannya, menyangkut satu topik yang pernah didiamkan begitu saja.

Laporan terbaru ini menyebut UAP "salah satu misteri terbesar dalam planet kita."

"Observasi benda-benda langit yang tak bisa diidentifikasi sebagai balon, pesawat terbang, atau fenomena alam sudah terlihat di seluruh dunia, namun observasi berkualitas tinggi masih terbatas. Sifat ilmu pengetahuan adalah mengeksplorasi hal-hal yang tidak diketahui, dan data adalah bahasa yang digunakan para ilmuwan guna menyingkapkan rahasia alam semesta kita," kata laporan itu.

"Sekalipun sudah banyak laporan dan penampakan, tiadanya observasi yang konsisten, terinci, dan terkurasi mengartikan bahwa untuk saat ini kita tidak memiliki data yang diperlukan guna membuat kesimpulan ilmiah dan definitif mengenai UAP," sambung laporan tersebut.

Panel pakar itu mengeluarkan laporan penting pada 2021 yang disusun Kantor Direktur Intelijen Nasional bersama dengan gugus tugas Angkatan Laut yang mencakup berbagai observasi yang sebagian besar dari personel militer UAP.

Laporan itu meliputi sejumlah kasus UAP yang sebelumnya terungkap dalam rilis video Pentagon dari para penerbang angkatan laut yang menunjukkan pesawat misterius di lepas pantai Timur dan Barat AS terbang dalam kecepatan dan kemampuan manuver melebihi teknologi penerbangan yang dikenal serta tak memiliki alat penggerak atau permukaan kendali penerbangan yang bisa dilihat.

Laporan itu menyebutkan bahwa para analis pertahanan dan intelijen tidak memiliki cukup data agar bisa menentukan bentuk beberapa objek tersebut.

Sebuah panel independen NASA yang mempelajari UAP menggelar pertemuan publik pertamanya pada Juni. Panel ini terdiri dari para ahli lintas keilmuan, mulai dari fisika hingga astrobiologi.

Tantangan yang dihadapi para anggota panel itu dalam penelitiannya adalah salah satunya stigma yang melekat pada subjek serta kurangnya metode andal secara ilmiah untuk mendokumentasikan UFO.

Dua pejabat senior intelijen pertahanan AS dalam dengar pendapat di Kongres pada 2022 menyebutkan bahwa Pentagon berusaha keras menentukan asal usul UAP.

Kedua pejabat tersebut berjanji bahwa Pentagon akan mengikuti bukti-bukti yang ada dan menjelaskan bahwa kepentingan utama mereka adalah menjejak kemungkinan adanya ancaman keamanan nasional.

Kedua pejabat dalam dengar pendapat itu hati-hati memilih kata-kata, termasuk pertanyaan seputar kemungkinan asal usul makhluk luar angkasa.

Salah satu pejabat itu, Scott Bray, mengatakan dalam dengar pendapat tersebut, "kami tidak punya materi, kami tak mendeteksi adanya emanasi, dalam satuan tugas UAP yang menyatakan bahwa benda itu berasal dari luar Bumi."

Belum ada dengar pendapat terbuka di Kongres mengenai masalah ini sejak Angkatan Udara menghentikan program tidak meyakinkan UFO bersandi Project Blue Book pada 1969.

Dengar pendapat Kongres lainnya digelar Juli mendatang dan akan menghadirkan kesaksian pensiunan tentara , meskipun tidak ada pejabat pemerintah yang akan hadir.

Sumber: Reuters
Baca juga: Helikopter Mars NASA rampungkan 56 penerbangan di Planet Merah
Baca juga: NASA umumkan penyedia layanan peluncuran eksperimen pemanasan Arktika
Baca juga: NASA: Juli 2023 jadi bulan terpanas sejak tahun 1880

 

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023