Saya optimistis ekspor terus meningkat karena permintaan tetap tinggi
Denpasar, Bali (ANTARA) - Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar mencatat Provinsi Bali mengekspor ikan tuna senilai Rp502,2 miliar pada semester I 2023, yang sebagian besar diserap pasar Amerika Serikat.

"Saya optimistis ekspor terus meningkat karena permintaan tetap tinggi," kata Pelaksana Tugas Kepala BKIPM Denpasar Anwar di Denpasar, Bali, Senin.

Meski begitu, realisasi itu lebih rendah dibandingkan periode sama 2022 yang mencapai Rp630 miliar karena saat itu masih dipengaruhi pascapandemi COVID-19.

Sehingga, lalu lintas ekspor saat itu meningkat signifikan seiring pembatasan mobilitas antarnegara sejak 2020, mulai diperlonggar dan memasuki 2023 pembatasan mobilitas sudah melandai.

Selama enam bulan pertama 2023, ia mencatat volume lalu lintas ekspor tuna dari Bali mencapai total 4.679 ton atau menurun dibandingkan pada periode sama 2022 mencapai 6.590 ton.

Namun, BKIPM Denpasar tidak merinci realisasi berdasarkan jenis tuna itu karena ada empat jenis ikan tuna yang ditangkap di selatan perairan Bali dan melalui Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, yakni tuna sirip biru, tuna sirip kuning, tuna albakora, dan tuna mata besar.

Menurut dia, jalur penerbangan langsung dan penerbangan yang saling terkoneksi antarnegara dari Bali memudahkan distribusi ekspor ikan tuna, termasuk ekspor tujuan Amerika Serikat.

Ia mengatakan akses udara itu menjadi faktor penting penyerapan ekspor tuna dari Bali.

Anwar menambahkan pada semester I 2023 itu, Amerika Serikat menyerap 2.827 ton atau menguasai 46 persen dari total volume dengan nilai mencapai Rp363 miliar.

Selanjutnya, Australia menyerap ekspor tuna dari Bali mencapai 213 ton dengan nilai mencapai Rp39 miliar, Jepang mencapai 753 ton dengan nilai ekspor mencapai Rp34,2 miliar, dan negara lainnya mencapai 886 ton dengan nilai mencapai Rp65,8 miliar.

Sementara itu, selama 2022, lalu lintas ekspor tuna dari Bali mencapai 13.660 ton dengan nilai ekspor mencapai Rp1,27 triliun.

Realisasi itu meningkat 15 persen jika dibandingkan 2021 mencapai Rp1,11 triliun.

Amerika Serikat menjadi penyerap ekspor ikan tuna dari Bali dengan realisasi selama 2022 mencapai 6.713 ton dengan nilai ekspor mencapai Rp841,8 miliar.

Sisanya, Thailand sebanyak 3.086 ton dan Australia sebanyak 536 ton.

Baca juga: PPN catat ikan tangkap di Benoa Bali mayoritas diekspor
Baca juga: ATLI Bali sebut Indonesia berpeluang tambah kuota penangkapan tuna
Baca juga: ATLI Bali catat produksi tuna sirip biru di Benoa terbesar di RI


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023