Jakarta (ANTARA) - Konferensi tingkat tinggi (KTT) Forum Negara-negara Kepulauan dan Pulau (AIS Forum) 2023 --yang digelar Indonesia di Nusa Dua, Bali pada 10-11 Oktober-- menargetkan kehadiran dari 25 kepala negara/pemerintahan, demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong dalam pengarahan pers di Jakarta, Senin.

Usman menjelaskan bahwa KTT AIS Forum 2023 diharapkan akan dihadiri peserta yang merupakan perwakilan dari 51 negara kepulauan dan pulau, dengan target 25 perwakilan setingkat kepala negara/pemerintahan dan 30 sampai 47 perwakilan setingkat menteri.

KTT AIS Forum juga akan diikuti oleh sembilan pimpinan organisasi internasional, antara lain dari Forum Negara Kepulauan Pasifik (PIF), Kelompok Kerja Sama Negara Melanesia (MSG), Kelompok Negara Komunitas Karibia (CARICOM), Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Selain itu, forum tersebut akan dihadiri oleh para kepala atau pimpinan dari organisasi antar pemerintah dan non-pemerintah, antara lain Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Asosiasi Negara-Negara Pesisir Samudra Hindia (IORA).

Menurut Usman, tujuan utama dari penyelenggaraan KTT AIS Forum tahun ini adalah untuk membawa AIS Forum sebagai organisasi internasional yang berdasar pada suatu perjanjian/piagam.

Adapun tema utama yang diusung dalam perhelatan KTT AIS Forum 2023 adalah "Membina Kolaborasi, Memajukan Inovasi untuk Laut dan Masa Depan Bersama" (Fostering Collaboration, Enabling Innovation for Our Ocean and Our Future).

Selanjutnya, tiga subtema dari forum tersebut, yakni Blue Economy; Our Ocean, Our Future; Solidarity.

Subtema Blue Economy bertujuan untuk menjadikan ekonomi biru sebagai penggerak, pemulihan dan transformasi ekonomi negara pulau/kepulauan untuk membangun penghidupan masyarakat yang berprinsip pada kelestarian lingkungan dan keberlanjutan.

Subtema Our Ocean, Our Future bertujuan untuk menegaskan keprihatinan atas ancaman nyata perubahan iklim yang berdampak pada masa depan laut dan masa depan penduduk negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia.

Sementara subtema Solidarity bertujuan untuk menekankan tiga prinsip utama, yaitu saling ketergantungan (interdependence), saling membantu (mutual aid), dan saling menguntungkan (mutual benefit). Ketiga prinsip tersebut diadaptasi dari konsep gotong royong.

Adapun 51 negara peserta AIS Forum adalah Antigua dan Barbuda, Bahama, Bahrain, Barbados, Belize, Cape Verde, Kepulauan Cooks, Komoro, Kuba, Siprus, Dominika, Republik Dominika, Fiji, Negara Federasi Mikronesia, Grenada, Guinea-Bissau, Guyana, Haiti, Islandia, Indonesia, Irlandia, Jamaika, Jepang, Kiribati, Madagaskar, Maladewa, Malta, Kepulauan Marshall, Mauritius, Nauru, Niue, Selandia Baru, Palau, Papua Nugini, Filipina, Saint Kitts and Nevis, Saint Lucia, Saint Vincent and the Grenadines, Samoa, Sao Tome and Principe, Seychelles, Singapura, Kepulauan Solomon, Sri Lanka, Suriname, Timor Leste, Trinidad and Tobago, Tuvalu, Tonga, Inggris Raya dan Vanuatu.

Baca juga: KTT AIS Forum 2023 membuka peluang Indonesia sasar pasar baru
Baca juga: KTT AIS Forum digelar Oktober bahas tata kelola laut berkelanjutan
Baca juga: Di Fiji, AIS Forum serukan penguatan kolaborasi negara pulau-kepulauan

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023