Jakarta (ANTARA) -
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) I Nyoman Radiarta mengatakan lima program prioritas menjadi peta jalan (roadmap) penerapan ekonomi biru atau pengelolaan laut yang berkelanjutan di Indonesia.

 
 
 

 
 
"Untuk implementasi ekonomi biru, KKP berfokus pada lima program prioritas yang berlandaskan ekologi dalam seluruh aktivitas pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan," kata Nyoman kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

 
 
 

 
 
Nyoman menjelaskan, program pertama yaitu tentang target perluasan kawasan konservasi laut sebanyak 30 persen yang ditargetkan tercapai pada 2045.

 
 
 

 
 
Saat ini luas perairan laut Indonesia mencapai 3,3 juta kilometer persegi, maka 30 persennya adalah 990 ribu kilometer persegi yang dibidik menjadi kawasan konservasi laut.

 
 
 

 
 
Untuk lokasi percontohan perluasan kawasan konservasi ada di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur.

 
 
 

 
 
Program itu bertujuan untuk memelihara ketersediaan sumber daya ikan. Jika ekosistem laut tumbuh dengan baik, maka serapan karbon juga akan meningkat dan akan berdampak baik untuk lingkungan, kata Nyoman menambahkan.

 
 
 

 
 
Program kedua yaitu penangkapan ikan terukur (PIT) yang berbasis kuota di enam zona penangkapan ikan dari wilayah Barat sampai Timur Indonesia.

 
 
 

 
 
Lebih lanjut dia mengatakan, program pengembangan perikanan dan budi daya secara berkelanjutan menjadi prioritas ketiga oleh pemerintah.

 
 
 

 
 
Dalam program ketiga, KKP telah menetapkan lima unggulan komoditas yang terus dikembangkan yaitu udang, lobster, kepiting, rumput laut, dan ikan nila di sejumlah wilayah strategis.

 
 
 

 
 
"Pengembangan budi daya udang di Kebumen (Jawa Tengah) berbasis kawasan sudah mencapai 100 hektare, per hektare menghasilkan 40 ton dan itu melibatkan masyarakat," katanya.

 
 
 

 
 
Dua prioritas terakhir, yaitu pengembangan wilayah pesisir dan pengurangan sampah plastik di laut, kata Nyoman.

 
 
 

 
 
Khusus pengurangan sampah plastik, KKP membuat program untuk membersihkan laut sejak 2022. Jadi selama satu bulan dalam setahun nelayan tidak pergi menangkap ikan, namun justru mengumpulkan sampah plastik di laut dan hasilnya akan dibeli pemerintah sesuai harga yang berlaku di pasaran.

 
 
 

 
 
"Tahun lalu terkumpul 88 ton di seluruh perairan Indonesia, daerah Aceh terkumpul 13 ton dan sisanya wilayah lain dari Barat sampai Timur," ungkap Nyoman.

 
 
 

 
 
Nyoman meyakini apabila lima program prioritas itu dijalankan secara konsisten, maka Indonesia akan menjadi negara yang mampu mengelola potensi perikanan dan kelautan yang berkelanjutan atau ekonomi biru, serta diakui oleh dunia.

 
 
 

 
 
Sementara itu, direncanakan pada 11 Oktober 2023, Indonesia akan menjadi tuan Konferensi tingkat tinggi (KTT) Forum Negara-negara Kepulauan dan Pulau (AIS Forum) yang digelar di Bali.

 
 
 

 
 
Dalam kegiatan itu, Indonesia akan membahas tiga subtema pembahasan dengan 50 negara lainnya. Di antara tiga subtema itu, ekonomi biru menjadi satu di antaranya yang akan dibahas.

Pewarta: Donny Aditra
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023