PBB (ANTARA News) - Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Rabu menarik penjaga perdamaian dari markas pengamatan di wilayah gencatan senjata Dataran Tinggi Golan, tempat empat tentara Filipina diculik pemerontak Suriah, kata juru bicara.

Langkah itu diambil saat negara penyumbang tentara untuk Pasukan Pengamat Pemisahan PBB (UNDOF) menyatakan keprihatinan lagi tentang keamanan di wilayah antara Israel dengan negara bergolak Suriah tersebut.

Filipina menyeru Dewan Keamanan PBB mengerahkan semua pengaruhnya untuk membebaskan tentaranya.

Keempat tentara itu diculik pemberontak Suriah pada Selasa, hanya dua bulan sesudah 21 tentara Filipina diciduk kelompok sama selama empat hari.

Keempatnya berada di pos pengamatan di daerah Al Jamlah di Dataran Tinggi Golan. Pegiat Suriah menyatakan pertempuran berlanjut di wilayah tersebut.

"Mengingat perkembangan masalah keamanan, pasukan penjaga perdamaian dari tempat itu dipindahkan," kata juru bicara PBB Martin Nesirky.

"UNDOF bergerak di lingkungan sangat berbahaya dan tidak biasa," tambahnya.

Nesirky menyatakan keempat warga Filipina diyakini masih di dekat Al Jamlah.

Kelompok pemberontak menamakan diri Brigade Martir Yarmuk menyatakan menyekap penjaga perdamaian itu "demi keselamatan mereka". Kelompok itu juga menculik 21 penjaga perdamaian asal Filipina pada Maret.

"UNDOF memiliki pertanda bahwa mereka tak disakiti. Upaya masih dilakukan untuk membebaskan mereka," kata juru bicara itu.

UNDOF, yang memantau gencatan senjata antara Israel dengan Suriah sejak 1974, memiliki sekitar 1.000 tentara penjaga perdamaian dan petugas sipil dari Austria, Filipina, India, Maroko dan Moldova.

Nesirky menyatakan belum pernah mendengar tentang negara berusaha menarik diri dari pasukan itu.

Langkah keamanan ditingkatkan setelah penculikan pada Maret dan banyak ronda dikurangi.

Tapi, Filipina meminta Dewan Keamanan PBB menjamin keselamatan pasukan penjaga perdamaian di Golan. Menteri pertahanan Austria juga mengatakan ada "siasat lolos", tapi tidak ada rencana pergi.

Departemen Luar Negeri Filipina menyatakan menggarisbawahi bahwa penangkapan dan penahanan gelap pasukan penjaga perdamaian adalah pelanggaran berat hukum antarbangsa.

"Filipina menyeru Dewan Keamanan mengerahkan segala upaya dan menggunakan pengaruhnya untuk membebaskan dengan cepat dan selamat penjaga perdamaian asal Filipina itu, serta memastikan bahwa kebebasan bergerak dan keselamatan dan keamanan penjaga perdamaian PBB diamati," katanya.

Menteri Luar Negeri Albert del Rosario bertemu dengan wakil sekretaris jenderal PBB untuk gerakan penjaga perdamaian, Herve Ladsous, di New York pada Selasa malam untuk pembebasan keempat tentara tersebut, kata pernyataan itu.

Menteri Pertahanan Austria Gerald Klug, yang dalam lawatan Timur Tengah, termasuk mengunjungi ke-377 tentaranya di Golan, mengatakan kepada harian "Kurier" bahwa bahaya "terkendali".

"Kami meningkatkan perlindungan bagi prajurit, peralatan lebih baik untuk semua dan menambah kendaraan lapis baja. Keadaannya tegang. Saya tidak akan menutup-nutupi itu," katanya.

"Siasat keluar adalah bagian dari setiap tugas ketentaraan. Kami dapat menanggapi setiap waktu. Pada saat ini, saya lihat tidak ada kebutuhan untuk itu," tambahnya.

"Austria akan melakukan tugas selama mungkin, tapi saya akan mengatakan dengan jelas, tidak dengan harga berapa pun. Keamanan tentara kami adalah prioritas tertinggi," katanya.

Dewan Keamanan dijadwalkan memperbarui tugas UNDOF pada bulan depan, demikian AFP.

(B002/M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013