Orang-orang bersenjata tak dikenal melepaskan tembakan ke arah Shakil Ahmed dan ia bersama dua pendukungnya tewas di lokasi kejadian. Mereka berada di daerah Landhi Karachi untuk pertemuan pemilu,"
Karachi (ANTARA News) - Seorang calon dalam pemilihan umum Pakistan ditembak mati bersama dua pendukungnya di kota finansial Karachi menjelang pemungutan suara Sabtu, kata sejumlah pejabat.

Shakil Ahmed adalah seorang pengusaha dan calon independen untuk dewan di provinsi wilayah selatan, Sindh, namun didukung oleh sebuah kelompok di Gerakan Muttahida Qaumi (MQM), partai utama yang menguasai Karachi, ibu kota Sindh.

"Kami menerima tiga mayat, termasuk Shakil Ahmed," kata Dokter Semi Jamali, kepala unit gawat darurat di Rumah Sakit Jinnah.

Khalid Hamid, juru bicara kelompok dalam MQM yang mendukung Ahmed, mengkonfirmasi kematiannya.

"Orang-orang bersenjata tak dikenal melepaskan tembakan ke arah Shakil Ahmed dan ia bersama dua pendukungnya tewas di lokasi kejadian. Mereka berada di daerah Landhi Karachi untuk pertemuan pemilu," katanya kepada AFP.

Kelompok itu membelot dari MQM pada 1992 dan bersaing sengit dengan partai tersebut, salah satu mitra koalisi sekuler utama dalam pemerintah federal.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas penembakan itu.

Serangan-serangan terhadap politikus dan partai politik menewaskan 127 orang sejak pertengahan April, menurut hitungan AFP, dan Komisi HAM Pakistan menyebut pemilu itu sebagai yang paling keras dalam sejarah Pakistan.

Sebulan lalu, seorang pedagang bahan pangan yang mencalonkan diri dalam pemilihan umum itu ditembak mati oleh penyerang yang naik sepeda-motor di kota Hyderabad, Pakistan selatan -- calon pertama yang tewas selama kampanye pemilihan umum dalam serangan yang diklaim oleh Taliban.

Fakhrul Islam (46) adalah calon untuk partai sekuler Gerakan Muttahida Qaumi (MQM), mitra koalisi dalam pemerintah yang sebelumnya diancam oleh kelompok Taliban Pakistan.

Ia dibunuh pada 11 April oleh orang-orang bersenjata yang naik sepeda-motor ketika ia meninggalkan toko miliknya dan ayahnya, kata polisi.

Perdana Menteri sementara Pakistan Mir Hazar Khan Khoso memerintahkan penjagaan keamanan yang diperketat terhadap semua calon.

"Ia terkena empat peluru di kepala dan perut dan tewas di lokasi kejadian," kata polisi Akhtar Hussain kepada AFP.

Ayah Islam tidak cedera, namun polisi mengatakan bahwa ia "terguncang hebat".

Juru bicara Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) Ehsanullah Ehsan mengatakan kepada AFP dari lokasi yang tidak disebutkan, "Kami melancarkan serangan ini dan menembak mati Islam."

Ia menyatakan, "pembunuhan itu merupakan bagian dari perang dengan partai-partai sekuler yang mencakup MQM, Partai Rakyat Pakistan dan Partai Nasional Awami, yang melakukan genosida terhadap suku kami dan muslim sambil tetap berkuasa selama lima tahun".

Taliban Pakistan secara langsung mengancam mitra-mitra koalisi sekuler utama dalam pemerintah yang mengakhiri tugas.

Pembunuhan Islam, yang mencalonkan diri untuk dewan provinsi Sindh, meningkatkan kekhawatiran bahwa kekerasan akan merusak pemilihan umum nasional dan regional pada 11 Mei.

Pemilu itu menandai peralihan demokratis pertama di negara berkekuatan nuklir itu, yang selama beberapa periode berada di bawah kekuasaan militer. (M014)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013