Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempertebal dukungan untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di enam provinsi prioritas, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam siaran yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa, menyatakan dukungan tersebut seiring kenaikan titik api atau hotspot di enam provinsi prioritas tersebut.

Menurut Abdul, ketika Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memantau situasi penanganan karhutla seperti di Sumatera Selatan, masih banyak ditemukan aparat di daerah yang memadamkan api dengan cara manual menggunakan ranting pohon.

Baca juga: BNPB fokus cegah kebakaran lahan gambut di enam provinsi

Dukungan kepada Satuan Tugas Darat, yakni dengan mendistribusikan alat pelindung diri (APD) hingga tambahan armada heli pemantau.

"Karena beberapa kali memakai rubber boot (sepatu karet) putus. Kalau misalkan menginjak bara api itu pasti terbakar, dan kita sudah berikan dukungan APD, ada pompa dan lain-lain, yang kita harapkan bapak Kepala BNPB melihat langsung di lapangan, apa yang kurang langsung dipertebal," ujar Abdul.

Abdul menjelaskan kenaikan titik api terjadi secara signifikan di Kalimnatan Tengah dan Kalimantan Selatan. Laporan tersebut akan terus dimutakhirkan hingga mencakup kabupaten/kota.

Untuk Provinsi Riau, BNPB mewaspadai kenaikan titik api di Kabupaten Indragiri Hulu, Kampar dan Bengkalis. Kemudian, di Sumatera Selatan adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Sementara di Kalimantan Barat, BNPB mewaspadai wilayah Kabupaten Ketapang, Sintang, Sekadau, dan Sanggau. Sedangkan di Kalimantan Tengah, yakni Kabupaten Pulang Pisau, Sukamara, Kotawaringin Timur, dan Kapuas.

Baca juga: Enam provinsi jadi fokus penanganan kebakaran hutan dan lahan

Baca juga: 254 titik panas terpantau di tujuh kabupaten di Kalimantan Timur


BNPB juga mewaspadai seluruh wilayah Kalimantan Selatan, sehingga perlu untuk menurunkan heli patroli guna memantau titik api. Selain itu, unit untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang disiapkan di Kalimantan Barat akan digeser untuk pengendalian titik api di Kalimantan Selatan.

"Bisa kita lihat kalau sudah agak merapat, apakah itu daerah bandara, daerah pemukiman atau akses jalan penghubung. Jangan sampai nanti ketika daerah terbakar, ini dekat dengan pemukiman utama, dengan ibu kota provinsi dan lain-lain, sehingga mengganggu sekolah, ekonomi, dan lain-lain.

Abdul mengatakan pada pekan lalu, titik api naik secara signifikan untuk wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023