Salah satunya kami berpotensi bekerja sama di bidang manufaktur dan industri.
Surabaya (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim) Emil Elestianto Dardak mengungkap peluang kerja sama berbagai bidang, termasuk manufaktur, saat menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Finlandia untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN Jukka Pekka Kaihilahti.

"Salah satunya kami berpotensi bekerja sama di bidang manufaktur dan industri, selain juga teknologi hijau, kehutanan, hingga bidang pendidikan," kata Emil Dardak melalui keterangan tertulis, di Surabaya, Rabu.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada 26 September 2023 itu, Wagub Emil mengungkapkan Finlandia di bidang industri manufaktur telah melakukan digitalisasi, termasuk smart city.

Sementara di Jatim, menurutnya, bentuk kerja sama bisa disinergikan dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari lewat program Social Economy Excelerator Left.

"Kami juga melihat kemungkinan para pengembang yang ada di Finlandia bisa ikut memperkaya program-program ini dengan solusi-solusi baru yang diharapkan bisa memberi kesempatan bagi talenta digital untuk memperkuat lagi penguasaan teknologinya," ujarnya.

Selanjutnya, potensi kerja sama kedua, yakni mengenai transisi clean energy. Wagub Emil menyatakan banyak membahas mengenai kemungkinan carbon trading mulai aktif lagi digencarkan di tengah meningkatnya kesadaran menjaga lingkungan terhadap adanya perubahan iklim.

Pada sektor kehutanan, Emil mengakui bahwa di Finlandia sebesar 75 persen wilayahnya hutan, sehingga ketika kerja sama teknologi bisa dilakukan akan memberikan nilai manfaat yang besar terhadap pemanfaatannya.

Pada bidang pendidikan, Emil menyebut jenjang SD, SMP, SMA di Finlandia merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Maka pertukaran pelajar harus dilakukan hingga penjajakan kerja sama di bidang pendidikan pada bidang IT bisa dilakukan sejalan dengan semangat dari Kementerian Pendidikan.

Dubes Finlandia Pekka Kaihilahti mengaku optimistis dapat meningkatkan kerja sama dengan Jatim.

Dia mengakui beberapa sektor yang menjadi prioritas dalam pertemuan kali ini, di antaranya adalah manufaktur, teknologi hijau, kehutanan dan pendidikan.

"Jatim sebagai daerah berbasis manufaktur yang sangat menjanjikan. Beberapa pabrik kami yang berbasis pertambangan sudah ada di Jatim. Harapannya ke depan bisa merambah ke teknologi manufaktur hingga smart city," katanya lagi.

Pada bidang pendidikan, Dubes Pekka menyatakan telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Jatim, yaitu Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Menurutnya, kerja sama di level perguruan tinggi telah lama berjalan, dan salah satu potensi yang diharapkan bisa dimulai adalah pengembangan pendidikan vokasi, khususnya berbagi ilmu dari Finlandia yang dirasa lebih matang.

"Pendidikan vokasi juga menjadi salah satu kelebihan kami, selain pendidikan dasar dan menengah. Dalam praktiknya guru, murid dan supervisor dunia kerja bersinggungan langsung dalam proses belajar mengajar, yang kami harapkan juga bisa diterapkan di Indonesia," katanya pula.
Baca juga: Wagub: Berdirinya Konsulat Kehormatan Finlandia perluas kerja sama

Pewarta: Abdul Hakim/Hanif Nasrullah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023