TMC dilakukan untuk membasahi gambut agar tetap basah dan mengisi embung-embung untuk cadangan ketika melakukan pemadaman di wilayah rawan karhutla
Jakarta (ANTARA) - Personel Manggala Agni saat ini masih terus berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi pada 17 lokasi yang tersebar di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
 
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Thomas Nifinluri mengatakan kasus karhutla mencapai 44 titik di Sumatera Selatan.
 
"Delapan titik sudah dipadamkan, sedangkan sisanya masih dilakukan upaya pemadaman darat dan water bombing," ujarnya di Jakarta, Jumat.
 
Kejadian karhutla paling banyak terjadi di Ogan Komering Ilir sebanyak 25 titik (2 padam), Musi Banyuasin 5 titik (2 padam), Ogan Ilir 3 titik, Banyuasin 6 titik (3 padam), Muara Enim 2 titik (1 padam), Ogan Komering Ulu 2 titik, dan Penukal Abab Lematang Ilir 1 titik.

Baca juga: Polres Ogan Ilir modifikasi water cannon bantu padamkan karhutla
 
Ia mengatakan water bombing sebagai upaya untuk memadamkan api juga terus dilakukan untuk menjangkau wilayah yang aksesnya sulit. Thomas menuturkan water bombing sudah dilakukan sebanyak 92 sortie dengan jumlah air yang ditumpahkan sebanyak 9,3 juta liter.
 
Selain pemadaman darat dan water bombing, pemerintah juga mengoperasikan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
 
Operasi teknologi modifikasi cuaca sudah dilakukan melalui kerja sama KLHK, BNPB, BMKG, BRIN, BRGM, dan mitra kerja swasta sebanyak 55 sortie dengan menyemai 47, 2 ton garam.
 
"TMC dilakukan untuk membasahi gambut agar tetap basah dan mengisi embung-embung untuk cadangan ketika melakukan pemadaman di wilayah rawan karhutla,” kata Thomas.

Baca juga: BNPB sebut cakupan asap karhutla Sumsel terkendali

Lebih lanjut dia mengimbau perusahaan yang konsesinya terjadi karhutla agar ikut membantu melakukan pemadaman sehingga tidak menyebabkan kabut asap.
 
KLHK juga menyegel enam lokasi karhutla dalam konsesi perusahaan di Sumatera Selatan. Perusahaan-perusahaan tersebut terancam sanksi administratif paksaan berupa pembekuan dan pencabutan izin, serta penegakan hukum pidana.
 
Selama sepekan terakhir, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kabupaten Ogan Ilir dan Kota Palembang menunjukkan kondisi tidak sehat hingga sangat tidak sehat.
 
Dari tanggal 23 September sampai 28 September 2023, ISPU Palembang menunjukkan angka 134 hingga 283 yang masuk pada kondisi tidak sehat hingga berbahaya. Sedangkan ISPU Ogan Ilir berada pada angka 107 hingga 280 yang juga merupakan kondisi tidak sehat hingga berbahaya.

Baca juga: Jambi terdampak asap kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023