... jika dikelola baik memberikan hasil jauh lebih besar daripada beras... "
Bogor (ANTARA News) - Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menyebutkan gerakan "Revolusi Oranye" menjadi awal kebangkitan produksi buah nusantara untuk siap memenuhi kebutuhan buah nasional.

"Buah tropis ini jika dikelola baik memberikan hasil jauh lebih besar daripada beras," kata Menteri dalam acara Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013 di Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat.

Dia menjelaskan diperlukan manajerial yang baik dalam mengelola buah lokal Indonesia.

Menurut dia, selama ini pengelolaan produksi buah di Indonesia dilakukan secara perorangan sehingga tidak memiliki manajemen yang terkelola dengan baik.

"Tidak hanya buah, peternakan sapi dan pertanian kita juga masih menggunakan sistem perorangan. Ini yang menyebabkan munculnya persoalan-persoalan ketersediaan daging sapi, beras dan buah di negara kita," kata dia.

Ia mencontohkan persoalan sapi yang terjadi, dimana jumlah sapi dalam negeri cukup banyak tapi ketersediaan daging sapi kurang.

Hal ini, menurut dia, dikarenakan kepemilikan peternakan sapi masih bersifat perorangan.

"Karena kita bertumpu pada perorangan, begitu juga sawah dan perkebunan, jadi ketika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan krisis yang sangat panjang," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, belajar dari pengalaman tersebut, dalam pengelolaan buah nusantara (tropis) perlu dilakukan dengan pendekatan korporasi.

Dia mengapresiasi langkah PTPN VIII yang cepat merespons rencana Kementerian BUMN dalam Revolusi Oranye dengan menyediakan lahan untuk pengembangan buah nusantara.

"Karena dalam membenahi persoalan di negeri ini tidak bisa satu tangan, butuh semua pihak," katanya.

Dahlan mengatakan dalam gerakan Revolusi Oranye, PTPN VIII telah menanam sejumlah buah unggulan untuk diproduksi yakni durian di lahan 500 ha, manggis 500 ha serta pepaya dan pisang di lahan 1.200 hektare.

"Karena durian dan manggis ini baru bisa panen setelah tujuh tahun, PTPN menanam terlebih dahulu pepaya dan pisang yang masa panennya singkat, sehingga bisa menutupi masa tunggu panen durian dan manggis," katanya.

Perubahan sistem pengelolaan dari perorangan menjadi koorporasi, lanjut dia, membuat peran IPB sangat diharapkan terutama dalam teknologi budidaya buah dan pasca panen.

(KR-LR/I007) 

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013