... negara Yahudi itu bertekad mencegah pengiriman senjata dari negeri tersebut ke gerilyawan Lebanon, Hizbullah... "
Jerusalem (ANTARA News) - Direktur Dinas Intelijen Pusat AS (CIA), John O'Brennan, tiba di Israel, Kamis malam (16/5), guna membahas krisis Suriah dengan Menteri Pertahanan Israel, Moshe Ya'alon, demikian laporan Channel 2 Television.

Itu adalah kunjungan pertama O'Brennan ke negeri itu sejak Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menunjuk dia untuk jabatan itu pada Maret. Ia dijadwalkan bertemu dengan Ya'alon dan menerima penjelasan dari para pejabat pertahanan Israel mengenai krisis Suriah serta dampaknya, kata Channel 2.

Ya'alon diperkirakan menyampaikan kembali kebijakan Israel, yang berkeras meskipun Tel Aviv tak mau menjadi bagian dari perang di Suriah; negara Yahudi itu bertekad mencegah pengiriman senjata dari negeri tersebut ke gerilyawan Lebanon, Hizbullah.

Kunjugan pemimpin CIA itu ke Israel dilakukan sehari setelah New York Times mengutip seorang pejabat senior Israel yang mengatakan negaranya akan terus melakukan aksi militer guna menggagalkan pengiriman senjata canggih kepada Hizbullah.

Di dalam ancaman terang-terangan kepada Presiden Suriah, Bashar al-Assad, pejabat itu memperingatkan jika al-Asaad bereaksi atas serangan udara Israel belum lama ini terhadap pengiriman rudal Iran kepada Hizbullah, ia akan memikul resiko kejatuhan pemerintahnya.

"Jika ia bereaksi dengan menyerang Israel, atau berusaha menyerang Israek melalui kelompok asuhannya, ia akan menerima resiko kehilanga rejimnya, sebab Israel akan membalas," kata pejabat itu.

Sementara itu, upaya Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk meyakinkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, agar tidak memasok Suriah dengan rudal canggih anti-pesawat S-300 telah gagal, kata Channel 2.

Laporan itu mengutip Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, Kamis malam, mengumumkan Moskow tetap berkomitmen pada kesepakatan yang ditandatanganinya dengan Damaskus bagi penjualan rudal itu. 

Lavrov menjelaskan, "Meskipun kami tak memiliki maksud untuk melanggar hukum internasional, kami tak ingin menodai reputasi baik kami sebagai pemasok senjata yang bisa dipercaya."

(C003)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013