Ya, bisa saja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengambil alih kasus tersebut. Tetapi saya tetap anjurkan, berilah kepercayaan pada institusi Polri untuk jelaskan masalah ini,"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso meminta Kepolisian RI untuk segera mengungkap rekening gendut senilai Rp1,5 triliun milik polisi berpangkat Aiptu Labora Sitorus yang bertugas di Polres Sorang, Papua.

"Ya, bisa saja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengambil alih kasus tersebut. Tetapi saya tetap anjurkan, berilah kepercayaan pada institusi Polri untuk jelaskan masalah ini. Kalau ternyata tidak ada tanda-tandanya, ya kemudian diserahkan kepada penegak hukum lain, dalam hal ini KPK," kata Priyo di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat.

Priyo menambahkan, pengungkapan kasus tersebut sekaligus bisa memperbaiki citra Kepolisian. "Karena kasus ini, sedikit banyak akan berimbas pada institusi Polri sendiri. Maka harus segera diselesaikan dan dituntaskan agar citra kepolisian tidak terpuruk," kata politisi Golkar itu.

Yang jelas, kasus rekening gendut milik Labora Sitorus di Papua, mempunyai transaksi uang yang demikian besar dan hampir tidak masuk di akal untuk ukuran seorang prajurit Polri dengan pangkat Aiptu.

Tapi, lanjutnya, kalau uang itu didapat dengan cara yang benar dan sah, dari kegiatannya sebagai pengusaha tidak masalah dan sebaiknya mundur saja dari Polri sejak dulu saja.

"Kalau dia pengusaha, ya wajar-wajar saja , tetapi begitu dia adalah prajurit kepolisian negara, saya agak kaget itu. Tetapi kalau kemudian dari hasil penyidikan ditemukan hal-hak yang tidak wajar, ya bagaimana itu," katanya.

Pertanyaan lain yang timbul di masyarakat, sambung Priyo, adalah rekening atasan dari Labora Sitorus.

"Kan orang akhirnya bertanya bagaimana pangkatnya baru setinggi itu saja sudah mendapat transaksi keuangan yang Rp1,5 T. Bagaimana kemudian pangkat-pangkat yang lebih tinggi lagi. Jadi pertanyaannya kan bisa berkembang dan macam-macam. Ini harus mendapatkan respon dan harus diungkap," kata Priyo.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013