saya akan diobati dengan jenis terapi itu, saat kami masih hidup di bawah pengepungan Israel dan sulit untuk bermacam jenis pengobatan yang tidak lumrah.
Kota Gaza (ANTARA News) - Fouad Yahya, seorang warga di Jalur Gaza, tak pernah menduga pada suatu hari ikan akan mengobati penyakit kulitnya, semacam terapi yang ia ketahui melalui Internet dan berita televisi.

"Saya tersenyum saat saya memasukkan kedua kaki saya ke dalam tong yang berisi air hangat dan puluhan ikan Garra Rufa, jenis ikan yang tidak memiliki gigi yang digunakan untuk pengobatan semacam itu. Saya santai saat ikan tersebut mulai `menggerogoti` kulit mata di kaki saya, proses yang mengaktifkan peredaran darah di kaki saya," kata Yahya.

Pria tersebut menambahkan ia pernah mendengar tentang "Ikan Dokter", tapi tak pernah membayangkan pada suatu hari "saya akan diobati dengan jenis terapi itu, saat kami masih hidup di bawah pengepungan Israel dan sulit untuk bermacam jenis pengobatan yang tidak lumrah".

Ikan Garra Rufa, yang memakan kulit mati di tubuh manusia, digunakan untuk mengobati beragam jenis penyakit dermatologi, seperti psoriasis dan eksim.

Alaa Abu Ghali, ahli pengobatan alternatif dari Kota Kecil Rafah, mengatakan kepada Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi-- bahwa ia telah menggunakan Apiteraphy untuk mengobat bermacam jenis penyakit, sampai ia mengunjungi beberapa negara Asia dan membawa pulang "Ikan Dokter" ke Jalur Gaza.

Apitherapy adalah penggunaan bermacam produk madu lebah dalam pengobatan alternatif.

"Saya banyak baca tentang `Ikan Dokter`, yang mengobati banyak jenis penyakit kulit selain digunakan untuk melakukan urut kulit, jadi, saya memutuskan untuk membuka klinik pertama di Palestina untuk mengobati orang dengan `Ikan Dokter`," kata Abu Ghali.

Ahmad Ali, pria Jalur Gaza yang berusia 34 tahun yang menderita psoriasis, duduk di ruang tamu klinik dermatologi di Kota Kecil Rafah untuk menunggu gilirannya. Ia memberitahu Xinhua bahwa itu adalah untuk kedua kali ia datang ke klinik tersebut. "Saya telah kehilangan harapan untuk mengobati diri saya ... Setelah menjalani terapi ikan pertama, saya mendapat hasil yang menakjubkan."

Tepat setelah Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) merebut kendali atas Jalur Gaza pada musim panas 2007, Israel memberlakukan blokade ketat atas daerah kantung itu dan melarang masuk bermacam jenis produk media ke Jalur Gaza, termasuk bermacam jenis bahan yang digunakan buat pengobatan alternatif.

Abu Ghali mengatakan ia mengeluarkan banyak bahan medis, yang diselundupkan ke dalam Jalur Gaza melalui terowongan bawah tanah perbatasan Jalur Gaza-Mesir.

Namun, banyak negara telah memperingatkan jenis pengobat tersebut mungkin menularkan penyakit tertentu jika ikan yang sama dan air yang sama digunakan untuk lebih dari satu pasien. Abu Ghali mengatakan semua pasiennya akan diawasi secara ketat sepanjang babak pengobatan.

(C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013