Indeks-indeks utama Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).
New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), di mana S&P 500 ditutup di level terendah sejak 1 Juni karena data ekonomi menegaskan pandangan The Fed yang mungkin perlu tetap mempertahankan tingkat suku bunga tinggi.

Dow Jones Industrial bergerak negatif pada tahun ini untuk pertama kali sejak Juni dan ditutup di level terendah sejak 31 Mei. Nasdaq juga ditutup di level terendah sejak akhir Mei.

Indeks S&P 500 turun 58,94 poin atau 1,37 persen ke 4.229,45, Indeks Komposit Nasdaq melemah 248,31 poin atau 1,87persen ke 13.059,47, dan Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 430,97 poin atau 1,29 persen ke 33.002,38.

Data menunjukkan lowongan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) di luar dugaan meningkat pada Agustus, memicu kekhawatiran tentang pasar tenaga kerja yang ketat jelang rilis laporan utama pekerjaan bulanan AS pada Jumat (6/10).

Investor terus mencermati imbal hasil obligasi AS yang menyentuh level tertinggi dalam 16 tahun pada Selasa (3/10).

"Skenario yang kebanyakan investor asumsikan adalah The Fed pada akhirnya perlu memangkas suku bunga jangka pendek, dan kita akan kembali ke lingkungan suku bunga yang menguntungkan," kata Rick Meckler, partner di Cherry Lane Investments, sebuah kantor investasi keluarga di New Vernon, New Jersey.

Namun menurut Meckler, investor saat ini tengah melihat skenario berbeda yaitu suku bunga yang lebih tinggi untuk waktu lebih lama.

Biaya pinjaman yang lebih tinggi berdampak negatif bagi dunia usaha dan pelanggan.

Semua sektor di S&P 500, kecuali sektor utilitas, turun disebabkan penurunan di sektor konsumer diskresioner dan pelanggan. Perusahaan-perusahaan berkembang menjadi pihak yang paling terpukul oleh imbal hasil yang melonjak.

Indeks volatilitas CBOE, yang diakui sebagai "pengukur rasa takut" Wall Street, menyentuh level penutupan tertinggi sejak 24 Mei.

Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan tidak ada urgensi bagi bank sentral untuk meningkatkan suku bunga, meski kemungkinan akan memakan waktu lama sebelum pemangkasan suku bunga dianggap tepat. Sedangkan Presiden Fed Clevelan Loretta Master mengatakan ia terbuka untuk kenaikan suku bunga lagi pada pertemuan bank sentral mendatang.

Saham Amazon dan Microsoft anjlok, setelah Reuters melaporkan bahwa regulator media Inggris Ofcom akan mendorong investigasi antimonopoli terhadap dominasi perusahaan tersebut di pasar komputasi awan Inggris.

Investor tengah bersiap menyambut laporan kinerja kuartal terakhir dari perusahaan-perusahaan AS dalam beberapa pekan mendatang, dengan harapan hasilnya dapat menghadirkan berita positif bagi pasar.

Sementara Dow Jones turun 0,4 persen tahun ini, Nasdaq naik sekitar 25 persen sejak akhir Desember setelah reli yang didorong oleh antusiasme terhadap kecerdasan buatan.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,16 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,57 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Jumlah saham-saham turun melebih jumlah saham yang naik dengan rasio 5,61 : 1, sedangkan untuk Nasdaq rasionya 3,52:1.

S&P 500 satu titik terendah baru dalam 52 minggu dan 63 titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 15 titik tertinggi baru dan 439 titik terendah baru.

Sumber: Reuters
Baca juga: Saham Eropa awali kuartal akhir 2023 dengan sedikit kenaikan
Baca juga: Wall St beragam, Nasdaq naik pertimbangkan kenaikan suku bunga Fed


Penerjemah: Citro Atmoko
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023