Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta menyatakan dampak musim kemarau di DKI Jakarta masih terkendali dan tidak sampai pada taraf ekstrem.

“Dampak kemarau di Jakarta tidak terlalu ekstrem. Artinya masih bisa terkendali,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji dalam siniar "Rabu Belajar Pemprov DKI Jakarta" di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, menurut BMKG, musim kemarau berlangsung dari Juni hingga akhir Oktober, sementara puncaknya berlangsung dari akhir Agustus hingga September. El Nino juga menjadi faktor lainnya yang menyebabkan cuaca ekstrem terjadi di musim kemarau.

Isnawa menjelaskan, dari awal Juni lalu, BPBD DKI Jakarta sudah berembuk dengan berbagai pihak, seperti Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan PAM Jaya, untuk bersiaga menghadapi dampak musim kemarau di Jakarta.

BPBD juga menyiagakan beberapa fasilitas operasional untuk mengantisipasi musim kemarau, seperti 46 unit tandon air dan 67 unit mobil tangki air yang siap diterjunkan untuk melayani masyarakat.

“Selain itu, ada juga dari Dinas Pemadam Kebakaran yang kapan pun bisa membantu, begitu pula Dinas Pertamanan dan Hutan Kota yang dalam kondisi darurat bisa dipinjamkan mobil tangki airnya untuk distribusi air bersih,” katanya.

Baca juga: PAM Jaya gencarkan sosialisasi perpindahan air tanah ke air perpipaan
Baca juga: BPBD manfaatkan teknologi terkini untuk antisipasi bencana di Jakarta


Terkait terjadinya kekurangan air bersih di beberapa daerah yang terdampak perbaikan instalasi di fasilitas pengolahan air di Hutan Kota Penjaringan, Jakarta Utara, Isnawa berkata bahwa pihaknya sudah menerapkan langkah-langkah penanganan.

“Karena instalasi pengolahan airnya diperbaiki, airnya sebenarnya masih ada, tapi debitnya berkurang dan jadi tidak jernih,” kata Isnawa.

Untuk menangani masalah tersebut, BPBD, dengan bantuan PAM Jaya, Baznas, TNI-Polri dan pihak lainnya, mendistribusikan air bersih dengan beberapa mobil tangki air ke beberapa daerah terdampak di Jakarta Utara secara terus menerus dalam beberapa gelombang setiap harinya.

"Karena masalah air bersih sudah mulai tertangani, pengaduan masyarakat berkurang dan sudah tidak seekstrem sebelumnya," ujar dia.

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023