Jakarta (ANTARA) - Setelah sukses menambah dua medali emas pada hari sebelumnya, kontingen Indonesia harus menyelesaikan laga hari ke-11 Asian Games 2022 di Hangzhou, China, Rabu, tanpa satu pun medali emas, setelah gagal memenangi sejumlah pertandingan final di berbagai cabang olahraga.

Meskipun demikian, tambahan lima medali perak dan tiga perunggu yang diraih atlet Indonesia di sejumlah cabang olahraga patut mendapat apresiasi mengingat mereka telah berjuang secara maksimal sejak babak kualifikasi.

Kini hingga Rabu malam kontingen Indonesia telah mengantongi enam medali emas, delapan perak dan 16 perunggu.

Secara umum Indonesia berada di peringkat 12 dalam klasemen medali.

Tuan rumah China masih dominan dan berada di peringkat teratas dengan 171 emas, 94 perak dan 51 perunggu.

Jepang berada di peringkat kedua dengan 37 emas, 94 perak dan 51 perunggu.

Korea Selatan di peringkat ketiga dengan 33 emas, 45 perak dan 70 perunggu.

Sementara itu di atas posisi Indonesia, di peringkat 11 ada Iran yang juga mengantongi enam emas namun unggul dalam jumlah perak dan perunggu.

Cabang panjat tebing, yang pada hari sebelumnya sudah menyumbang emas dan perunggu, kembali membuka peluang untuk menambah medali bagi Indonesia.

Harapan itu sempat terwujud ketika atlet-atlet Indonesia mampu mencapai babak final.

Di nomor speed relay putra, tim Indonesia yang terdiri atas Kiromal Katibin, Rahmad Adi Mulyono, dan Veddriq Leonardo, tampil gemilang babak demi babak dengan mengalahkan tim-tim kuat sebelum menantang tuan rumah China di babak final.

Namun tim Indonesia terkena diskualifikasi karena false start sehingga harapan medali emas di nomor ini pun pupus.

Berikutnya di nomor speed relay putri, tim Indonesia yang terdiri atas Nurul Iqamah, Rajiah Sallsabillah, dan Desak Made Rita Kusuma Dewi juga lolos ke final setelah pada semifinal mengalahkan tim Korea Selatan.

Di final tim putri Indonesia kembali ditunggu tuan rumah China.

Desak dan Billa memimpin setelah panjatan kedua, namun Nurul terpeleset saat menuju finis dan mendapati atlet tuan rumah menyelesaikan lomba terlebih dahulu dengan catatan 20,925 detik, unggul tiga setengah detik dari 23,506 yang dibuat tim Merah Putih.

Di cabang sepak takraw, harapan meraih emas juga pupus ketika atlet-atlet Indonesia sudah mencapai babak final.

Di nomor quadrant putra, Indonesia harus takluk pada pertandingan final dari Myammar 0-2.

Seperti di cabang panjat tebing, di cabang sepak takraw nomor quadrant ini tim putri Indonesia juga gagal membalas kekalahan rekan mereka di kelompok putra.

Tim putri Indonesia yang diperkuat Leni, Lena, Dita Pratiwi, Fujy Lestari, Florensia Cristy, dan Kusnelia itu memenangi set pertama dengan skor 21-18, sebelum kemudian Vietnam memenangi set kedua dan ketiga dengan skor 21-18 dan 21-14.

Meski demikian, hasil ini melampaui raihan tim sepak takraw quadrant putri sebelumnya, setelah pada Asian Games 2018 hanya mampu memenangi medali perunggu.

Dari arena lomba perahu naga yang juga diandalkan untuk meraih juara, tim putri Indonesia sempat optimis setelah lolos ke babak granf final.

Di babak grand final, Ratih sebagai penabuh drum dkk akhirnya mendapat medali perak setelah menyelesaikan sprint 200m dengan catatan 54,464 detik sementara China masih menjadi lawan tertangguh setelah merebut emas kedua perahu naga, meski dengan margin tipis 0,660 detik.

Tim perahu naga putra Indonesia yang juga lolos ke babak grand final, hanya dapat menyumbang perunggu setelah kalah cepat dari China dan Thailand.

Perunggu lainnya bagi kontingen Indonesia didapat melalui cabang olahraga soft tenis nomor beregu putra, dan cabang panahan melalui nomor recurve beregu campuran.


Baca juga: Klasemen medali Asian Games: Indonesia di posisi 12 dengan 30 medali
Baca juga: Indonesia raih perak speed relay putri Asian Games Hangzhou
Baca juga: Indonesia raih perunggu recurve beregu campuran Asian Games Hangzhou



Bulu tangkis simpan peluang

Pada cabang bulu tangkis perorangan yang memasuki babak 16 besar, Indonesia masih memiliki peluang untuk bisa mengobati kekecewaan setelah gagal total di nomor beregu.

Pemain-pemain unggulan Indonesia seperti Anthony Sinusika Ginting di tunggal putra, ganda putra dan tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung lolos ke babak delapan besar.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Binjiang Gymnasium, Gregoria tidak menemui kesulitan untuk menyingkirkan pebulu tangkis Malaysia Goh Jin Wei dengan menang dua gim langsung (21-6 dan 21-12)

Gregoria menjadi satu-satunya harapan Indonesia di nomor tunggal putri usai perjuangan Putri Kusuma Wardhani harus kandas di tangan pebulu tangkis India Pusarla Sindhu.

Di ganda putra Fajar/Rian menundukkan pasangan pebulu tangkis Thailand Peeratchai Sukphun/Pakkapon Teeraratsakul dua gim langsung, 2-0 (21-15 dan 21-15).

Anthony Sinisuka Ginting juga belum terhalang untuk mengamankan satu tiket ke babak perempat final Asian Games 2022 Hangzhou usai menaklukkan pebulu tangkis Singapura Jia Heng Jason Teh.

Sayangnya di ganda putri, pasangan unggulan Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia tidak bisa melangkah lebih jauh di Asian Games pertama mereka.

Apri/Fadia masih bertahan pada gim pertama ketika berhadapan dengan pasangan ganda putri Jepang Yuki Fukushima/Sayaka Hirota yang unggul 15-3.

Setelah ini pasangan Indonesia memutuskan untuk mundur karena Apriyani mengalami cedera.

Di ganda putri, harapan Indonsia lainnya Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi juga gagal ke babak 8 besar setelah dikalahkan pasangan nomor satu dunia Qingchen Chen/Yifan Jia.

Di nomor ganda campuran, peluang Indonesia tertutup setelah Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari harus mengakui keunggulan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang): 17-21, 15-21.

Dengan demikian di cabang bulu tangkis Indonesia akan banyak berharap Anthony Ginting, Gregoria dan Fajar/Rian untuk dapat melewati babak selajutnya yang diperkirakan bakal berlangsung sengit karena negara lainnya juga menerjunkan pemain-pemain terbaiknya di peringkat dunia.

Baca juga: Gregoria tampil solid saat kalahkan Goh Jin Wei pada 16 besar
Baca juga: Pelatih sepak takraw putra akui permainan Myanmar lebih bagus

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2023