Colorado (ANTARA) - Seorang pria tersangka pembantaian sepuluh orang dalam sebuah penembakan di supermarket di Boulder, Amerika Serikat pada 2021 dinyatakan sehat untuk diajukan ke pengadilan, menurut keputusan hakim, Jumat.

Pria itu sebelumnya sempat didiagnosa sakit mental sehingga tidak dapat menjalani persidangan beberapa bulan kemudian.

Inggrid Bakke, hakim Distrik Boulder County, menyatakan setuju dengan para ahli psikiatri dan jaksa penuntut bahwa tersangka Ahmad Al Aliwi Alissa sudah mengalami cukup kemajuan setelah menjalani pengobatan.

Pria tersebut kemudian dinyatakan sudah mampu memahami proses hukum pidana terhadap dirinya dan bisa memberikan pembelaan kepada dirinya sendiri saat menjalani sidang.

"Dalam hal ini, pengadilan bisa melanjutkan proses pengadilan kriminal," tulis hakim yang menetapkan sidang pendahuluan pada 14 November mendatang.

Namun, hakim tetap mendesak agar Alissa tetap berada di ​​​​​​​institusi kesehatan mental tempat ia ditahan sejak Desember 2021​​​​​​​.

Bakke juga menyatakan setuju dengan jaksa penuntut bahwa Alissa (24 tahun) bisa lebih cepat pulih jika tetap dirawat di rumah sakit jiwa, dimana ia bisa mengonsumsi obat antipsikotik, ketimbang harus kembali ke penjara untuk menunggu proses persidangan.

Baca juga: Penembakan massal di Colorado AS tewaskan 10 orang, termasuk polisi

Sementara itu, Kathryn Herold, pengacara Alissa berargumen dalam sidang peninjauan minggu lalu bahwa penyakit mental kliennya masih sangat parah, sehingga ia "terlibat dalam penyerangan tanpa alasan" selama sebulan terakhir.

Herold menambahkan bahwa ia sebelumnya sudah berkonsultasi dengan empat orang psikolog yang setuju bahwa Alissa tidak sehat secara mental dan menderita penyakit skizofrenia.

Meski demikian, menurut para ahli psikiatris yang bersaksi pada Agustus 2023, saat melakukan evaluasi, kondisi Alissa sudah membaik sehingga dia bisa mengakui diagnosa skizofrenia dan bisa menceritakan halusinasi yang dialami saat melakukan penembakan.

Menurut ahli psikologis forensik Loanda Torres, Allisa menjelaskan alasannya membeli senjata dan mengatakan bahwa ia melakukan penembakan massal dengan niat "bunuh diri yang dilakukan oleh polisi."

Setelah melakukan evaluasi pada Agustus lalu, Departemen Layanan Kemanusiaan Colorado secara resmi menyimpulkan bahwa Alissa telah "dipulihkan" melalui perawatan psikiatris yang diperintahkan pengadilan, termasuk terapi obat yang diberikan.

Alissa, yang berjanggut dan berkacamata, tampak gelisah dan tidak nyaman saat duduk di samping pengacaranya di pengadilan pada 27 September. Dia mengenakan pakaian penjara bergaris.

Menurut Hakim Bakke, Alissa menolak meminum obat selama dia berada di Penjara Boulder County untuk menunggu sidang kompetensi.

Allisa didakwa dengan sepuluh dakwaan pembunuhan tingkat pertama serta puluhan dakwaan percobaan pembunuhan serta pelanggaran terkait pembantaian pada Maret 2021 di toko kelontong King Soopers di Boulder, sekitar 45 kilometer barat laut Denver, Colorado.

Setelah terjadi tembak-menembak dan terluka, Alissa akhirnya menyerah kepada petugas kepolisian. Sepuluh orang, termasuk seorang polisi, tewas dalam peristiwa tersebut.

Sumber: Reuters

Baca juga: Investigasi penembakan di Colorado belum temukan motif pelaku

Baca juga: Kasus penembakan di sekolah AS meningkat di 2022

 

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023