London (ANTARA) - Ratusan polisi melakukan penggeledahan di kota Lewiston dan daerah-daerah sekitar negara bagian Maine untuk mencari seorang pria yang terkait dengan penembakan massal di sebuah bar dan arena boling.

Sejumlah media melaporkan jumlah korban tewas mencapai 16 hingga 22 orang, selain puluhan lainnya terluka.

Polisi menyatakan banyak korban tetapi menolak memberikan angka pastinya.

Polisi negara bagian dan lokal mengidentifikasi Robert R. Card, berusia 40 tahun, sebagai tersangka dalam kasus ini setelah sebelumnya mengunggah foto-foto seorang pria memegang senapan semi-otomatis di Facebook.

Foto-foto dari salah satu TKP menunjukkan seorang pria berjanggut mengenakan jaket bertudung coklat dan celana jins, sedang memegang senjata dalam posisi menembak.

"Kami mengerahkan ratusan polisi yang bekerja di seluruh negara bagian Maine untuk menyelidiki kasus ini guna menemukan Tuan Card, yang merupakan tersangka," kata Komisioner Keamanan Masyarakat Maine Mike Sauschuck dalam konferensi pers.

Baca juga: Sedikitnya 22 orang tewas dalam penembakan massal di Maine, AS

Beberapa media melaporkan bahwa buletin penegakan hukum Maine mengidentifikasi Card sebagai instruktur senjata api terlatih dan personel tentara cadangan Angkatan Darat AS yang baru-baru ini dilaporkan mengidap masalah kesehatan mental, termasuk mendengar suara-suara.

Media juga menyebutkan Card pernah mengancam akan menembaki pangkalan Garda Nasional.

"Card juga dilaporkan telah dimasukkan ke fasilitas kesehatan mental selama dua pekan saat musim panas 2023 dan kemudian dibebaskan," kata Pusat Informasi & Analisis Maine.

Reuters tidak dapat mengotentikasi buletin tersebut. Associated Press melaporkan bahwa dokumen tersebut diedarkan ke petugas penegak hukum.

Bar dan arena bowling itu berjarak sekitar 6,5 km di Lewiston yang pernah menjadi  pusat tekstil dan kota berpenduduk 38.000 orang di Androscoggin County yang berjarak sekitar 56 km ke sebelah utara kota terbesar di Maine, Portland.

Laporan media yang dikutip Reuters sebelumnya menyebutkan ada lokasi penembakan ketiga di pusat distribusi Walmart, tetapi Walmart kemudian mengklarifikasi tidak ada penembakan  di propertinya.

Pusat Medis Central Maine di Lewiston pihaknya "mengambil langkah terhadap peristiwa penembakan massal yang merenggut banyak korban", serta berkoordinasi dengan rumah sakit setempat untuk menerima pasien.

Baca juga: Tersangka penembakan di Colorado dinyatakan sehat untuk diadili

Presiden Joe Biden telah diberi pengarahan dan akan terus menerima informasi terkini, kata seorang pejabat AS di Washington.

Melalui telepon, Berbicara dengan Gubernur Maine Janet Mills, Senator Angus King dan Susan Collins, serta Anggota DPR Jared Golden tentang penembakan di Lewiston dan memberikan dukungan penuh pemerintah pusat, kata Gedung Putih.

Jika jumlah 22 korban tewas terkonfirmasi, maka pembantaian tersebut akan menjadi yang paling mematikan di Amerika Serikat sejak Agustus 2019, ketika seorang pria bersenjata menembaki para pembeli di Walmart El Paso dengan menggunakan senapan AK-47 sehingga  menewaskan 23 orang.

Jumlah 22 kematian tersebut juga setara dengan jumlah pembunuhan setiap tahun di Maine. Jumlah pembunuhan tahunan di negara bagian tersebut berfluktuasi antara 16 dan 29 sejak 2012.

Jumlah penembakan di AS yang melibatkan empat orang atau lebih meningkat sejak pandemi COVID-19 dimulai pada 2020, dengan 647 kasus terjadi pada 2022 dan 679 kasus diperkirakan terjadi pada 2023.

Penembakan massal paling mematikan di AS adalah pembantaian 58 orang oleh seorang pria bersenjata yang menembaki festival musik country Las Vegas dari sebuah hotel pencakar langit pada 2017.

Baca juga: Penembakan massal di Bangkok, tersangka berusia 14 tahun ditangkap

Sumber: Reuters

 

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023