Kota Bengkulu (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Bengkulu mengimbau masyarakat di wilayah tersebut agar menggunakan masker saat berada di luar ruangan untuk mengantisipasi dampak kabut asap bagi kesehatan.
 
Imbauan tersebut disampaikan agar masyarakat tidak terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sebagai dampak kabut asap di Kota Bengkulu.

"Kami mengimbau masyarakat agar menjaga kesehatan dan menghindari asap serta menggunakan masker saat berada di luar rumah," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi di Kota Bengkulu, Selasa.

Baca juga: Masyarakat Bengkulu diimbau waspadai kabut asap
 
Untuk itu, kata dia, masyarakat diimbau agar minum air putih secara rutin serta makan makanan yang sehat dan bergizi.
 
"Hal itu penting karena sejak Januari hingga Agustus 2023 kasus ISPA seperti flu, batuk, bronkitis, dan lainnya di Kota Bengkulu mencapai 11.769 kasus," katanya.
 
Meskipun kasus ISPA di Kota Bengkulu cukup tinggi, kata dia, masyarakat diminta untuk tidak perlu khawatir karena penyakit tersebut dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu tujuh hingga 14 hari.

Baca juga: BMKG: Kabut pagi di Bengkulu disebabkan udara belum alami penguapan
 
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Pulau Baai menyebutkan kabut awan yang terjadi di Bengkulu telah bercampur dengan asap sebagai dampak terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
 
Saat ini kabut awan di Bengkulu tipis namun bercampur asap karena telah masuk ke lapisan awan menengah dengan ditandai matahari yang berwarna sedikit kemerahan.
 
"Dengan adanya sumber titik api di selatan bisa terjadi adanya kabut asap," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu Anang Anwar.

Baca juga: 100 hektare hutan Bengkulu terbakar
 
Dari hasil pantauan titik api, kata dia, terpantau ada tiga titik di Bengkulu bagian selatan, sedangkan angin bergerak dari tenggara ke barat laut.
 
"Dari tiga titik api itu kemungkinan adanya partikel asap terbawa, tetapi berada di lapisan awan menengah sekitar 3.000 feet dengan jumlah partikel yang tidak begitu besar yang menyebabkan matahari pagi di Kota Bengkulu berwarna kemerahan," katanya.

Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023