Dari sisi jumlah mahasiswa yang terlibat, tahun 2023 saja melebihi akumulasi selama 2020 sampai 2022
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI menyebutkan sebanyak 921 perguruan tinggi telah menjalankan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri pada 2023.

Kepala Bidang Kampus Merdeka Mandiri (KMM) Dessy Aliandrina menyatakan jumlah tersebut mengalami kenaikan sebanyak 60 persen dibandingkan tahun lalu yaitu hanya 576 perguruan tinggi yang menerapkan MBKM Mandiri.

Baca juga: KBRI bantu mahasiswa Indonesia praktek mengajar di sekolah Canberra

“Dari sisi jumlah mahasiswa yang terlibat, tahun 2023 saja melebihi akumulasi selama 2020 sampai 2022,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Sementara itu pada kurun waktu yang sama, jumlah mahasiswa yang terlibat dalam MBKM Mandiri dari 2020 sampai 2022 tercatat sebanyak 241 ribu sedangkan pada 2023 saja tercatat sebesar 257 ribu mahasiswa.

Dalam acara Multi Stakeholder Dialogue (MSD) di Gorontalo, Dessy menjelaskan pertumbuhan ini antara lain disebabkan oleh internalisasi MBKM Mandiri yang dilakukan oleh KMM, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemendikbudristek, dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI).

Untuk mengejar target tahun depan sebanyak 500 ribu mahasiswa, Dessy menuturkan pihaknya bersama stakeholder terkait terus melakukan sosialisasi, bimbingan teknis (bimtek), Multi-Stakeholder Dialogue (MSD) serta pendirian Klinik MBKM di seluruh 16 wilayah LLDIKTI di Indonesia.

Sosialisasi yang diberikan adalah mengenai pengenalan umum mengenai MBKM khususnya MBKM Mandiri sehingga diharapkan para peserta memahami filosofi, dasar hukum, dan perlunya MBKM Mandiri.

Baca juga: Nadiem: Kampus Merdeka strategi tingkatkan daya saing perguruan tinggi

Selanjutnya, bimtek ditujukan kepada kalangan perguruan tinggi yang sudah memahami seluk beluk MBKM tetapi masih membutuhkan bimbingan teknis pelaksanaannya.

“Bimtek berfokus pada bagaimana perguruan tinggi bisa melakukan relaksasi kurikulum dan bagaimana mendesain kurikulum MBKM,” ujar Dessy.

Untuk MSD adalah ajang dialog antara perguruan tinggi dengan lembaga pemerintahan, organisasi bisnis termasuk industri, organisasi sosial dan kemasyarakatan yang sudah atau berpotensi menjadi mitra bagi perguruan tinggi untuk menyelenggarakan MBKM Mandiri.

Dalam MBKM Mandiri, program kemitraan adalah sesuatu yang sangat penting karena perguruan tinggi membutuhkan mitra dalam rangka memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar maksimal selama tiga semester di luar program studi (prodi) masing-masing.

“Kami sudah keliling di 11 LLDIKTI dari total 16 LLDIKTI yang ada. Khusus untuk MSD-nya saja sudah sebanyak 108 perguruan tinggi dan 71 mitra dan calon mitra yang terlibat,” katanya.

Baca juga: Kemendikbudristek dorong perguruan tinggi lebih mandiri lewat MBKM

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023