Kudus (ANTARA) -
Kejaksaan Negeri(Kejari) Kudus, Jawa Tengah, mengingatkan kepada pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten(Pemkab) Kudus untuk mewaspadai penipuan yang mengatasnamakan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari).
 
"Sejak sepekan terakhir, kami menerima konfirmasi dari para pejabat di lingkungan Pemkab Kudus terkait kebenaran WhatsApp seseorang yang mengatasnamakan perintah Kepala Kejaksaan Negeri Kudus," kata Kasi Intelijen Kejari Kudus Arga Maramba di Kudus, Jumat.
 
Bahkan oknum tak bertanggung jawab menghubungi para pejabat di lingkungan Pemkab Kudus, mulai Dinas Perhubungan, Dinas Pendidikan, Dinas Perdagangan, BPN hingga pimpinan perbankan di Kudus.

Dari beberapa pihak yang dihubungi, imbuh dia, memang ada yang melakukan konfirmasi langsung ke Kejari Kudus dan dijelaskan bahwa oknum tersebut tidak usah ditanggapi.

Mengingat tidak ada utusan dari Kejari  Kudus untuk menghubungi para pejabat di lingkungan Pemkab Kudus atas perintah kepala kejaksaan.

Untuk itu, Arga mengimbau, para pejabat di lingkungan Pemkab Kudus maupun pihak-pihak lain ketika menerima telepon atau WhatsApp dari seseorang yang mengatasnamakan utusan dari Kejaksaan Negeri Kudus untuk diabaikan dan jangan ditanggapi.

Salah satu pejabat yang mendapatkan WhatsApp dari oknum yang diduga hendak melakukan penipuan, yakni Pelaksana tugas Kepala Dinas Perdagangan Kudus Sancaka Dwi Supani.

Sancaka Dwi  ketika dikonfirmasi membenarkan pihaknya memang menerima pesan lewat WhatsApp pada Rabu (11/10) dari seseorang yang mengatasnamakan diri Bambang Sumarsono sebagai Kasi Pidsus Kejari Kudus.

"Lantas yang bersangkutan menelepon bahwa ada hal penting yang mengharuskan saya menghubungi Kepala Kejari Kudus Henriyadi W. Putro. Saya juga diberi nomor telepon," ujarnya.

Untuk memastikan kebenarannya, kata dia, dirinya menghubungi langsung Kajari Kudus via WhatsApp dan menanyakan perihal penelepon yang mengaku Kasi Pidsus mendapatkan perintah dari Kejari Kudus.

Ternyata, imbuh dia, dijawab Kajari Kudus bahwa tidak benar dan diminta jangan ditanggapi. Sehingga WhatsApp tersebut tidak ditanggapi. 
Baca juga: Kapolda Babel ingatkan warga waspadai penipuan melalui WhatsApp
Baca juga: Masyarakat diminta waspadai penipuan berkedok pekerjaan paruh waktu
Baca juga: OJK: Waspadai penipuan dengan modus "sniffing"

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023