Mencegah lebih baik daripada memadamkan. Kami akan berkontribusi penuh dalam upaya ini.
Jakarta (ANTARA) - Industri perkebunan, khususnya sawit, berkomitmen mendukung upaya pemerintah maupun pemerintah daerah di wilayah operasional perusahaan dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Head Social Security and License Wilmar M Syafei dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan, karhutla berdampak terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat.

Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya siap mendukung pemerintah dalam pengendalian karhutla serta berkomitmen untuk berkontribusi, baik di dalam maupun di wilayah sekitar operasional.

“Mencegah lebih baik daripada memadamkan. Kami akan berkontribusi penuh dalam upaya ini,” kata Syafei.

Baca juga: Kemlu RI: Malaysia tawarkan bantuan tangani karhutla Indonesia

Sebagai bentuk komitmen, katanya, Wilmar telah membentuk tim satgas pencegahan kebakaran di setiap unit konsesi yang merupakan tim terlatih dan dibekali dengan peralatan memadai, termasuk membangun menara pantau setinggi 15 meter dan sumur bor.

Perusahaan juga aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan menetapkan standard operating procedures (SOP) kebakaran di lahan dan hutan di setiap konsesi.

Perusahaan juga telah menetapkan peta risiko kebakaran (fire risk map), yaitu peta untuk menentukan tinggi-rendah risiko saat terjadi kebakaran dengan penyangga (buffer) 5 kilo meter (km) dari konsesi perusahaan.

Sejak Februari 2016, Wilmar telah bergabung dalam Fire Free Alliance (FFA) bersama beberapa perusahaan lainnya, yaitu APRIL, Asian Agri, Musim Mas, Sime Darby, IOI Corporation Berhard serta lembaga sosial masyarakat IDH (The Sustainable Trade Initiative) dan PM Haze.

FFA merupakan kelompok multi-stakeholder yang berinisiatif dalam pengendalian masalah kabut asap dan kebakaran yang terjadi di Indonesia.

Baca juga: Gapki siap bantu pemerintah cegah kebakaran hutan dan lahan

Pada kesempatan itu Syafei mengungkapkan salah satu bentuk dukungan perusahaan terhadap pengendalian karhutla dilakukan PT Tania Selatan, Wilmar Group kepada pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dalam upaya tersebut.

Salah satunya dengan memberikan bantuan bagi pengendalian karhutla di Bumi Sriwijaya itu. Hal ini sejalan dengan arahan pemerintah yang berharap semua pihak dapat terlibat, termasuk perusahaan.

Penjabat Gubernur Sumsel Agus Fathoni mengatakan, semua pihak perlu terlibat aktif dalam pengendalian karhutla. Salah satu pihak yang diharapkan dapat berkontribusi dalam upaya tersebut adalah perusahaan.

Kontribusi tersebut di antaranya dengan memberikan bantuan dan sumbangan. Dukungan itu akan dimanfaatkan untuk penambahan pasukan dan program lainnya. Dia juga mengapresiasi upaya perusahaan yang selama ini aktif melakukan pencegahan di sekitar wilayah opersionalnya.

“Selama ini juga diketahui, perusahaan sudah bergerak sendiri. Jadi sudah banyak di lingkungan masing-masing mengamankan dan melakukan penanganan terhadap pengendalian Karhutla," kata Fathoni dalam Apel Pengerahan Penambahan Pasukan dan Kesiapan Peralatan Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kantor Bupati Ogan Komering Ilir (11/10).

Baca juga: Wilmar dampingi petani tingkatkan produktivitas lahan tidur

Pengendalian karhutla perlu dilakukan bersama-sama, lanjutnya, mengingat tahun ini peristiwa tersebut telah terjadi berkepanjangan. Hal itu diduga terkait dengan siklus karhutla empat tahunan yang terjadi di Tanah Air.

“Bantuan dari perusahaan diharapkan dapat menambah sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam pengendalian,” ujarnya.
 

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023