Pekalongan (ANTARA News) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, melarang truk gandeng, tronton, dan bus melalui jalur alternatif jembatan Setono karena dikhawatirkan tidak kuat menahan beban kendaraan berat tersebut.

"Penyebab utama banyaknya kendaraan berat melalui jalan alternatif Setono karena jembatan Kalibanger di jalur utama pantai utara sedang dilakukan perbaikan," kata Wakil Wali Kota Pekalongan Alf Arslan Djunaid, di Pekalongan, Selasa.

Oleh karena itu, tambah Djunaid, sopir truk dan bus memilih melintas ke jalur alternatif itu sebagai upaya menghindari kemacetan. Akan tetapi, jika jembatan itu dilalui kendaraan berat dikhawatirkan tidak mampu menahan beban kendaraan itu.

Ia mengatakan bahwa pemkot telah berkoordinasi dengan kepolisian menutup jalur alternatif Setono untuk dilalui kendaraan besar karena jalur itu seharusnya hanya digunakan kendaraan kecil.

"Jalur alternatif Setono merupakan jalan provinsi sehingga tipenya berbeda dengan jalur pantura. Oleh karena itu, kami mendesak pada rekanan segera menyelesaikan pekerjaan proyek perbaikan jembatan Kalibanger sebelum Ramadhan," katanya.

Kepala Seksi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Pariwisata, dan Kebudayaan Kota Pekalongan Muhammad Restu Hidayat mengatakan bahwa proyek perbaikan jembatan Kalibanger mengakibatkan arus lalu lintas di jalur pantura Kota Pekalongan kian padat.

"Kepadatan arus lalu lintas kendaraan di jalur pantura ini biasanya terjadi sekitar pukul 16.00 WIB dan pukul 21.00 WIB atau saat jam pulang kerja dan bus malam melintas masuk jalur pantura Pekalongan," katanya.

Ia mengatakan beberapa titik kemacetan di jalur pantura tersebut antara lain Jalan Jendral Sudirman, perempatan Grogolan, dan Pasar Grosir Setono.

"Kepadatan arus lalu lintas kendaraan di jalur pantura ini mengakibatkan para pengguna jalan mengalihkan ke jalur alternatif seperti Jalan Seruni, Manggis, Setono, Jalan Bandung," katanya.

Pewarta: Kutnadi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013