Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melibatkan pelajar di daerah ini untuk mengurangi potensi pelanggaran ketenteraman dan ketertiban umum (trantibum) seperti merokok, tawuran, narkoba, vandalisme dan lainnya. 

"Kami mengukuhkan pelajar duta trantibum atau Prabu Jakarta Tahun 2023. Mereka harus jadi pelopor dan agen yang bisa melaksanakan kelangsungan trantibum dengan baik," kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Jakarta, Selasa.
 
Heru mengatakan, Prabu Jakarta terdiri dari 500 pelajar SMA sederajat. 

Trantibum,lanjut Heru, bisa dimulai sejak dini, terutama di lingkungan sekolah agar menjadi tempat yang baik, tertib dan aman bagi seluruh pelajar.

Selain itu, mereka bisa menyosialisasikan kebijakan pemerintah daerah terkait peraturan yang harus ditaati dan menjadi contoh baik di lingkungan sekolah.

Baca juga: DKI Jakarta Perbaharui Perda Ketertiban Umum
 
Heru juga berpesan agar tindakan tidak terpuji seperti merokok, tawuran, narkoba, vandalisme, dan lainnya bisa ditekan dan diminimalkan.

"Jadi, mereka harus terlebih dahulu menjadi contoh baik bagi teman-temannya yang lain. Kami titip agar mereka memantau dan membina kegiatan yang positif," ujar Heru.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Provinsi DKI Jakarta Arifin menyebut perlindungan terhadap masyarakat di lingkungan DKI Jakarta dapat dimulai sejak dini melalui jalur pendidikan.

Menurutnya, jumlah personel Satpol PP tidak akan cukup dalam menjaga trantibum masyarakat di Jakarta sehingga perlu bersinergi dengan masyarakat untuk mewujudkan hal tersebut.
 
Arifin juga meyakini bahwa indikator keberhasilan dalam menjaga trantibum bukan dengan semakin banyaknya tindakan terhadap para pelanggar peraturan daerah (Perda), tetapi indikator keberhasilan yang ingin dituju dan pemahaman serta kepatuhan terhadap segala aturan yang ada.

Baca juga: Ahok tidak toleransi PKL ganggu ketertiban umum

Satpol PP Provinsi DKI Jakarta akan membangun sinergi dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta bersama sekolah-sekolah dalam menjalankan berbagai program pembangunan pemahaman trantibum dan perlindungan masyarakat sejak dini.

"Kami juga mencoba inovasi baru, yaitu menghadirkan mereka. Kami berharap, mereka memberikan warna positif dalam rangka memerangi perilaku tercela di lingkungan sekolah," ucap Arifin.

Sebelumnya, terjadi dua kasus tawuran di Manggarai, Jakarta Selatan, dalam sepekan terakhir.

Pertama, sejumlah kelompok massa terlibat pertikaian fisik di terowongan Jalan Sultan Agung menuju Jalan Dr Saharjo, di dekat Terminal Manggarai, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (19/10) malam.

Kericuhan berlangsung sekitar pukul 22.00 WIB di wilayah Terminal Manggarai, RT 002 RW 008, Jakarta Selatan.

Baca juga: Heru: Lurah hingga wali kota perlu komunikasi ke warga cegah tawuran

Kedua, aparat menangkap sembilan pemuda yang hendak melakukan tawuran di tiga lokasi berbeda di Jakarta Selatan pada Minggu (22/10) dini hari.

Kepala Satuan (Kasat) Samapta Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Rosa Witarsa menjelaskan, penangkapan dilakukan oleh Team Patroli Perintis Presisi (TPPP) Polres Metro Jakarta Selatan berjumlah sembilan orang yang melaksanakan kegiatan tersebut mulai pukul 00.00-06.00 WIB di Jakarta Selatan.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023