Saya tahu persis beliau fasih membaca Alquran, salatnya juga rajin. Pantas jika beliau disebut santri yang taat beribadah,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Haji Said Aqil Siroj menilai Taufiq Kiemas sebagai politikus santri yang menjunjung nilai-nilai kesantunan dalam berpolitik.

"Saya tahu persis beliau fasih membaca Alquran, salatnya juga rajin. Pantas jika beliau disebut santri yang taat beribadah," kata Said Aqil di Jakarta, Sabtu.

Kesantrian seorang Taufiq Kiemas, lanjut Said Aqil yang pernah menjalankan ibadah umrah dan haji bersama suami Megawati Soekarnoputri itu, ditunjukkan tidak hanya ketika menjalankan ibadah di Tanah Suci.

"Kesehariannya beliau juga dermawan. Saya atas nama pribadi dan Nahdlatul Ulama merasa sangat kehilangan. Semoga amal beliau diterima dan semua dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT," katanya.

Kenangan terhadap sosok Taufiq Kiemas juga disampaikan oleh Said Aqil atas kiprahnya sebagai aktivis pada saat muda. Ketika akhirnya menikahi Megawati Soekarnoputri, jiwa aktivis tersebut dituangkan dalam kebersamaan dalam memperjuangkan PDI Perjuangan dari kezaliman pemerintahan Orde Baru.

Menurut Said Aqil, ketaatan beribadah Taufiq Kiemas juga terefleksi dalam politik yang dijalankannya. Taufiq Kiemas dikenal sebagai politikus yang santun.

"Sekarang ketika Bu Mega belum bisa sepenuhnya akur dengan Pak SBY, Pak Taufiq berkenan menjadi Ketua MPR RI, menjembatani, jadi penengah antara kepentingan partainya dan pemerintah. Tidak semua politikus bisa seperti itu," katanya.

Aspek kesantrian lain dari sosok Taufiq Kiemas dalam berpolitik juga tercermin dari usulannya mendirikan Baitul Muslimin, sayap PDI Perjuangan untuk mewadahi kader partai yang beragama Islam.

"Ketika belum banyak partai politik memiliki sayap untuk kadernya yang Muslim, Pak Taufiq sudah mengusulkan dibentuknya Baitul Muslimin di PDI Perjuangan. Itu luar biasa," kata Said Aqil.

Di bidang kenegaraan, Said Aqil mengenang Taufiq Kiemas dari pemikirannya meneguhkan empat pilar sebagai penopang kehidupan berdemokrasi.

"Dari pemikirannya tersebut, bersama saya dan Pak Djoko Suyanto, Pak Taufiq dianugerahi gelar Tokoh Perubahan oleh Republika," katanya.

Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Singapura pada hari Sabtu (8/6) malam.

Politikus senior yang meninggal pada usia 70 tahun itu selama hidupnya dikenal sebagai politikus yang berkomitmen memperjuangkan empat pilar, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
(S024/D007)

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013