Target jangka panjang, pembiayaan keuangan berkelanjutan di BSI akan terus meningkat seiring dengan regulasi dan awareness masyarakat terhadap ekonomi hijau,
Jakarta (ANTARA) - Direktur Finance & Strategy PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Ade Cahyo Nugroho mengatakan perseroan akan memfokuskan pembiayaan berkelanjutan terhadap lima sektor utama.

Kelima sektor tersebut, di antaranya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), produk ramah lingkungan, pertanian dan perkebunan ramah lingkungan, serta energi bersih dan terbarukan, sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Selain itu, juga produk hijau lainnya seperti pembangunan gedung ramah lingkungan, industri pengelolaan air, serta transportasi ramah lingkungan dan pengelolaan limbah.

Baca juga: BSI kolaborasi dengan 100 usaha fesyen muslim di JMFW 2024

Ade mengungkapkan, saat ini portofolio pembiayaan berkelanjutan perseroan terbesar untuk UMKM senilai Rp41,7 triliun, lalu ada produk ramah lingkungan senilai Rp4,7 triliun, dan pertanian dan perkebunan ramah lingkungan senilai Rp4,1 triliun.

Kemudian, terdapat energi bersih dan terbarukan senilai Rp1,7 triliun dan Rp400 miliar yang terdiri dari pembangunan gedung ramah lingkungan, industri pengelolaan air, transportasi ramah lingkungan dan pengelolaan limbah lingkungan.

Ia menyebut pembiayaan berkelanjutan akan menjadi fokus perseroan ke depan, dengan target dapat meningkat mencapai 30 persen dari seluruh total pembiayaan BSI.

“Target jangka panjang, pembiayaan keuangan berkelanjutan di BSI akan terus meningkat seiring dengan regulasi dan awareness masyarakat terhadap ekonomi hijau,” ujar Ade.

Baca juga: BSI peringkat ke-3 perbankan syariah global dalam kategori ESG Rating

Saat ini, lanjutnya, perseroan terus kolaborasi dengan berbagai stakeholders untuk menopang pembiayaan sektor hijau melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK), serta Bursa Efek Indonesia (BEI) dan komunikasi kepada investor investor baik dalam maupun luar negeri.

Ke depan, perseroan akan terus meningkatkan literasi dan awareness kepada nasabah korporasi, terutama pada sektor-sektor yang memerlukan sertifikasi atau standar analisa dampak lingkungan (AMDAL), seperti sektor kelapa sawit, pertambangan maupun industri manufaktur lainnya.

“Sejak BSI berdiri 2021 lalu, perseroan secara konsisten menerapkan business process yang ramah lingkungan dan mengedepankan green business sebagai value perusahaan untuk menciptakan keberlanjutan.,” ujar Ade.

Indikator dalam mengidentifikasi proyek kriteria hijau yang bisa mendapatkan dukungan BSI, di antaranya pembiayaan yang berlandaskan pada ketentuan syariah yang merupakan bagian dari Environtmental Social & Governance (ESG),serta berlandaskan pada ketentuan eksternal regulator yang telah dibuat seperti POJK No.51/2017 yang mengatur tentang penerapan keuangan berkelanjutan bagi lembaga jasa keuangan.

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023