Warna biru khas tarum turut mendominasi koleksi denim ramah lingkungan yang diluncurkan Sejauh Mata Memandang.
Jakarta (ANTARA) -
Jenama tekstil Sejauh Mata Memandang meluncurkan koleksi terbaru bertajuk “Tarum” yang ditampilkan pertama kali pada ajang pekan mode terbesar di Indonesia, Jakarta Fashion Week (JFW) 2024.
 
"Setelah melalui proses panjang, kami sangat gembira bisa menghadirkan koleksi ‘Tarum’, denim yang dibuat dengan teknik tenun tangan (handwoven) secara bertanggung jawab," ucap pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang Chitra Subyakto melalui keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Tarum adalah tumbuhan indigo (Indigofera tinctoria), yang menghasilkan warna biru. Warna biru khas tarum turut mendominasi koleksi denim ramah lingkungan yang diluncurkan Sejauh Mata Memandang.
 
Terdapat empat jenis benang yang digunakan dalam pembuatan denim koleksi “Tarum”, di antaranya benang daur ulang (recycled yarn), benang katun yang dipintal secara manual dengan tangan (handspun yarn), serta dua benang katun yang masing-masing diwarnai menggunakan tumbuhan tarum yang menghasilkan rona kebiruan dan juga kayu secang yang secara manis menghasilkan warna coklat kemerahan.
 
Koleksi "Tarum" dari Sejauh Mata Memandang. (ANTARA/HO-Sejauh Mata Memandang)

Chitra mengungkapkan sudah lama tertarik untuk mengeksplorasi denim, namun, terkendala dengan proses yang pada umumnya menggunakan banyak air dan energi sehingga kurang ramah lingkungan.

"Tarum" adalah eksplorasi lanjutan dari koleksi "Baur", saat mendesain koleksi itu Sejauh Mata Memandang juga memikirkan hasil akhir produk, penggunaan air yang sangat minim, serta lebih ramah lingkungan.
 
Keseluruhan proses pemintalan benang, pewarnaan benang, dan penenunan dilakukan oleh mitra pengrajin Sejauh Mata Memandang di beberapa tempat di Jawa Tengah. Selain itu, benang daur ulang yang dipakai untuk koleksi “Tarum” diperoleh dari program pengumpulan pakaian bekas tidak layak pakai yang dilakukan oleh Sejauh Mata Memandang bersama EcoTouch.
 
Mitra penenun Sejauh Mata Memandang di kota Pekalongan, Mugi, yang terlibat dalam proses penenunan, menjelaskan telah memproduksi 40 meter kain denim untuk koleksi Tarum.
 
Koleksi "Tarum" dari Sejauh Mata Memandang. (ANTARA/HO- Sejauh Mata Memandang)

Keseluruhan proses mulai dari menggulung benang, mewarnai, menghani, dan pencucukan memakan waktu 12 hari. Setelah itu, kain masuk ke proses penenunan, pencucian dan pengeringan selama dua hari, serta satu hari tambahan untuk proses pengendalian mutu.
 
"Untuk proses pewarnaan benang, kami menggunakan pewarna nabati dengan teknik pencelupan tangan (hand-dye) sebanyak 14 kali, menggunakan satu liter air untuk tahap pewarnaan dan satu liter air untuk tahap pencucian. Cairan pewarna nabati dan air cucian ini bisa digunakan berulang-ulang sampai habis sehingga tidak menyisakan limbah," kata Mugi.
 
Dalam peluncuran "Tarum", Sejauh Mata Memandang menggandeng aktris Lutesha sebagai muse serta sederet aktivis lingkungan yang membawa pesan penting untuk lingkungan dan mengingatkan manusia untuk selalu aktif merawat Bumi.


Baca juga: "Baur" berikan napas baru untuk tekstil tak terpakai di JFW 2023
 
 

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023