Jadi kami belum bisa memastikan dia memang meninggal kelaparan
Jakarta (ANTARA) -
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy belum bisa memastikan soal kabar 23 orang meninggal akibat kelaparan di Yahukimo, Papua Pegunungan.
 
"Jadi kami belum bisa memastikan dia memang meninggal kelaparan," ujar Menko Muhadjir dalam konferensi pers penanganan kelaparan di Kemenko PMK, Jakarta, Rabu.
 
Sebelumnya dikabarkan sebanyak 23 orang meninggal akibat kelaparan di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, akibat gagal panen sebagai imbas cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut.
 
Berdasarkan penjelasan Bupati Yahukimo, kata Menko Muhadjir, belum ada bukti bahwa mereka yang meninggal akibat kelaparan. Pasalnya secara frekuensi waktu, puluhan warga yang meninggal tersebut cukup panjang mulai dari Februari hingga Oktober.
 
"Artinya tidak ada kaitan, belum ada bukti bahwa itu ada kaitan langsung dengan kelaparan," ujar Menko Muhadjir.

Baca juga: Wapres lakukan pengawasan tangani kelaparan di Yahukimo Papua
 
Namun ia tidak menyangkal bahwa tengah terjadi krisis pangan pada 13 kampung di Distrik Amuma, Yahukimo, sebagai dampak gagal panen.
 
Krisis pangan itu, diakuinya, membuat 15 ribu orang terdampak kelaparan. Untuk mengatasi bencana kelaparan, kata dia, pemerintah segera mengirimkan bantuan untuk mengatasi krisis pangan di Distrik Amuma.
 
"Makanya akan kami pasok (bantuan). Kalau memang betul tadi itu, disebabkan oleh karena kelaparan, ya ini bisa jadi solusi untuk segera kami siapkan bahan pangan yang cukup itu," kata Menko Muhadjir.

Sebelumnya Ketua BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan bantuan yang akan dikirimkan berupa beras sebanyak 20 ton, makanan siap saji 10 ribu bungkus, biskuit protein 10 ribu bungkus, serta anggaran operasional sebesar Rp1 miliar.

Baca juga: Pemerintah kirim bantuan tangani kelaparan di Yahukimo
Baca juga: Wabup : Belum ada laporan warga meninggal akibat kelaparan di Amuma

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023