Dili (ANTARA News) - Presiden Timor Leste Xanana Gusmao melantik pemerintah baru Jumat pagi, yang akan membawa negara kecil itu lebih dekat pada keadaan normal setelah kerusuhan berdarah Mei lalu. Para menteri baru memegang konstitusi Timor Leste dan dalam sumpah singkat berjanji untuk mengabdi kepada negara baru itu, AFP melaporkan. "Atas nama Tuhan dan rakyat, saya bersumpah untuk menjalankan semua kewajiban saya dan tanggungjawab yang diberikan kepada saya, sesuai dengan konstitusi," kata menteri pembangunan yang baru diangkat Arcanjo da Silva, salah seorang dari lima menteri baru. Upacara sederhana itu disaksikan Perdana Menteri (PM) Jose Ramos Horta yang juga baru diangkat dan dua deputinya, dan dijaga oleh sekitar 40 dari lebih 2.200 personil pasukan keamanan pimpinan Australia yang dikirim ke sini untuk memulihkan ketegangan setelah Timor Leste terjerumus dalam kerusuhan Mei lalu. Dalam satu pidato dihadapan sejumlah kecil pemimpin gereja, para diplomat dan kelompok-kelompok non pemerintah, Gusmao mengatakan pelantikan pemerintah baru itu adalah satu langkah kecil menuju stabilitas. "Hari ini kita menutup lingkaran krisis yang sangat mendalam yang menjadi sasaran kecaman rakyat kita atas penderitaan yang tidak adil dan kesusahan," katanya. Gusmao mengingatkan pemerintah baru agar memusatkan perhatian pada para veteran yang telah berjuang menghadapi Indonesia, dan pemuda negara itu, jika mereka ingin menghindari kerusuhan terjadinya lagi di negara miskin itu. "Saya mengemukakan kepada mereka (para menteri) untuk memberikan perhatian pada pemuda dan veteran, karena kerusuhan yang terjadi akibat sangat banyak pemuda yang tidak memiliki pekerjaan," katanya. "Ini hendaknya jadi peringatan pada semua pejabat pemerintah dan negara, bahwa pengangguran ini bukan satu beban yang hanya harus ditanggung pemuda," katanya. Paling tidak 21 orang tewas dan sekitar 150.000 orang mengungsi disaat pertempuran antara faksi-faksi militer yang bermusuhan dan polisi serta geng-geng etnik, yang mengamuk di jalan-jalan bersenjatakan pedang dan kapak. Gusmao juga mengimbau pemerintah baru untuk menjamin agar para pelaku kerushan tidak melarikan diri dari jerat hukum. "Kita harus melakukan usaha-usaha besar untuk mewujudkan rekonsiliasi diantara semua rakyat Timor Leste dan menyembuhkan luka-luka yang memecah belah kita. Tapi tidak ada rekonsiliasi tanpa kepercayaan dan kepercayaan menuntut keadilan agar pelanggaran, dan kepercayaan pada kebebasan dari hukuman, tidak akan terulang," katanya. PBB dengan jaksa agung Timor Leste sedang melakukan penyelidikan kerusuhan Mei. Mari Alkatiri mengundurkan diri sebagai perdana menteri bulan lalu untuk memikul tangungjawab atas masalah itu. Ia juga mengadapi pemeriksaan menyangkut dugaan ia mempersenjatai satu regu pembunuh sipil yang bertugas melenyapkan para lawannya. Kerusuhan Mei adalah yang terburuk melanda negara itu sejak merdeka tahun 1999 melalui satu referendum dukungan PBB. Pemerintah baru itu termasuk Jose Luis Guterres, dubes negara itu untuk AS sebagai menlu, Inacio Moreira sebagai menteri tranpor dan komunikasi, Rosalia Corte Real sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan dan Jose Teixewira, mantan menteri turisme dan liungkungan sebagai menteri menteri enerji. Beberapa deputi menteri baru juga dilantik Jumat. Horta, yang mengumumkan pengagkatan Guterres, Kamis , mengatakan ia masih akan memegang jabatan menteri pertahanan, yang diambil alihnya ketika mantan menteri pertahanan dipecat, atas permintaan kepala staf angkatan bersenjata Taur Matan Ruak. Kabinet baru itu diperkriakan akan bersidang Jumat siang dan mulai membicarakan anggaran belanja tahun 2006-2007. (*)

Copyright © ANTARA 2006