New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street beragam pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) seiring pelaku pasar yang mencerna laporan kinerja emiten pada kuartal ketiga 2023 dan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kelihatannya mendukung suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 366,71 poin atau 1,12 persen ke 32.417,59, indeks S&P 500 turun 19,86 poin atau 0,48 persen ke 4.117,37, dan Indeks Komposit Nasdaq menguat 47,41 poin atau 0,38 persen ke 12.643,01.

"Sulit untuk melawan tren di pasar, dan trennya semakin rendah,” kata analis strategi investasi Baird Ross Mayfield di Louisville, Kentucky.

Menurut Mayfield, kinerja perusahaan baik-baik saja tetapi tidak ada katalis untuk memicu pembalikan ke atas.

Indeks Nasdaq menguat dipimpin oleh Amazon.com, Apple dan Meta Platforms yang memberikan banyak dukungan, sementara S&P 500 dan Indeks Dow Jones Industrial Average melemah.

Ketiga indeks mencatat penurunan mingguan lebih dari 2 persen. Indeks acuan S&P 500 ditutup 10,28 persen di bawah penutupan tertinggi 31 Juli.

Sementara itu, laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi atau Personal Consumption Expenditures (PCE) dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan inflasi secara bertahap mereda sesuai perkiraan, semakin mendekati target tahunan The Federal Reserve sebesar 2 persen. Sedangkan belanja konsumen, yang menyumbang sekitar 70 persen perekonomian AS, membukukan kejutan kenaikan yang kuat.

"Perekonomian akan baik-baik saja dengan inflasi sekitar 3 persen,” ujar Mayfield.

Mayfield menambahkan, saat ini pertanyaan terbesar adalah seberapa agresif keinginan The Fed untuk mengejar target inflasi 2 persen.

Data tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan November mendatang.

Pelaku pasar mendekati akhir minggu pendapatan yang sibuk, di mana hampir sepertiga perusahaan di S&P 500 melaporkan kinerja kuartal ketiga.

Pada Jumat (27/10), musim pelaporan sudah mencapai setengah jalan, dengan 245 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan kinerjanya. Dari jumlah tersebut, 78 persen telah menghasilkan laba yang mengalahkan konsensus.

Analis saat ini memperkirakan pertumbuhan laba S&P tahunan agregat sebesar 4,3 persen, meningkat tajam dibandingkan pertumbuhan 1,6 persen yang terlihat pada awal bulan.

“Laba perusahaan teknologi besar dihargai karena kesempurnaannya, dan sebagian besar hanya 'bagus'. Itu tidak cukup. Tetapi gambaran keseluruhannya bagus. Ini bisa menjadi landasan untuk reli hingga akhir tahun," kata Mayfield.

Saham Amazon.com melonjak 6,8 persen setelah raksasa e-commerce tersebut melaporkan pertumbuhan bisnis cloud-nya stabil dan memperkirakan peningkatan pendapatan selama musim liburan.

Saham Intel yang melonjak 9,3 persen setelah laporan triwulanan pembuat chip tersebut melampaui konsensus, mengangkat seluruh sektor.

Indeks Philadelphia SE Semiconductor meningkat 1,2 persen.

Di antara 11 sektor utama S&P 500, sektor energi mengalami persentase penurunan paling tajam. Sementara sektor yang naik hanya sektor diskresioner konsumen dan jasa komunikasi.

Saham Chevron turun 6,7 persen setelah perusahaan minyak dan gas tersebut melaporkan laba kuartal ketiga yang lebih rendah. Saham Exxon Mobil turun 1,9 persen setelah membukukan penurunan laba tahunan sebesar 54 persen.

Saham Ford Motor merosot 12,2 persen setelah perusahaan menarik proyeksi setahun penuh karena "ketidakpastian" atas ratifikasi kesepakatannya dengan serikat pekerja United Auto Workers, dan memperingatkan akan tekanan berkelanjutan pada kendaraan listrik.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 10,55 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,69 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Jumlah saham-saham yang turun melebih jumlah saham yang naik dengan rasio 2,69 : 1, sedangkan untuk Nasdaq rasionya 2,08 : 1.

S&P 500 mencatatkan tidak satu pun titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 67 titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 10 titik tertinggi baru dan 478 titik terendah baru.


Baca juga: Wall Street anjlok usai rilis data PDB AS yang kuat
Baca juga: Wall Street anjlok dipicu aksi jual dan naiknya imbal hasil obligasi

Penerjemah: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023