Sekilas kami sampaikan bahwa Nglarak Blarak ini mengambil latar belakang dari penderes nira di Kulon Progo
Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyelenggarakan Festival Nglarak Blarak (menyeret pelepah daun kelapa) di Pantai Glagah, Sabtu, untuk melestarikan olahraga tradisional tersebut dan menarik kunjungan wisatawan.

Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Joko Mursito di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan Nglarak Blarak merupakan jenis olahraga tradisional murni yang digali dari kearifan lokal Kabupaten Kulon Progo.

“Sekilas kami sampaikan bahwa Nglarak Blarak ini mengambil latar belakang dari penderes nira di Kulon Progo. Dari aktivitas ini, kemudian kita buat sebuah permainan yang dibubuhi aturan baku supaya menjadi olahraga tradisional,” kata Joko.

Ia mengatakan sejak diciptakannya Nglarak Blarak, olahraga tradisional ini telah meraih beberapa prestasi di antaranya menjadi juara 2 dalam kompetisi nasional pada 2014 dan meraih juara 1 pada ajang TAFISA World Games 2016 mewakili Indonesia.

"Kami berharap Nglarak Blarak lahir menjadi identitas lokal Kulon Progo yang telah mendunia dan harus dilestarikan," katanya.

Baca juga: Pemkab Kulon Progo-DIY ajukan PK atas PBB-P2 Angkasa Pura Rp28 miliar

Baca juga: Pemkab Kulon Progo gelar Festival Sepekan Bendung Kayangan di Glagah


Penjabat Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti berpesan supaya olahraga tradisional Nglarak Blarak dapat dipatenkan.

“Terus terang saya baru pertama kali menyaksikan Nglarak Blarak. Ini perlu dipatenkan. Karena kalau ini menjadi salah satu atraksi budaya di Kulon Progo, saya kira ini bisa menjadi sesuatu yang kemudian bisa dibanggakan oleh Kabupaten Kulon Progo dan memang perlu ada legalitas,” kata Ni Made.

Menurut dia, pemain Nglarak Blarak didominasi oleh muda-mudi, sehingga dapat menjadi tempat penyaluran energi positif.

Dalam permainan Nglarak Blarak, para pemain diajarkan untuk bekerja sama, cekatan dan mengambil inisiatif.

"Kami kira kegiatan positif ini harus kita lestarikan dan beri semangat terus, apalagi yang berkecimpung adalah anak-anak muda. Ini dapat menjadi satu kegiatan yang bisa kemudian mengalihkan dari kegiatan-kegiatan negatif,” kata Ni Made.

Baca juga: Daop 6 Yogyakarta: Jalur Stasiun Sentolo-Wates kembali normal

Baca juga: Dispar Kulon Progo bangun ITIC maksimalkan layanan bidang pariwisata

Pewarta: Sutarmi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023