Ini harga bongkaran atau harga dari kebun setelah panen, mungkin harga di pasar akan lebih naik lagi
Kabupaten Gorontalo (ANTARA) - Harga cabai rawit jenis Dewata naik drastis akibat musim kemarau yang masih melanda di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Salah seorang pekebun cabai rawit di Desa Buhu, Amrin mengaku harga cabai rawit pada September Rp8.000 per kg dan pada pekan ini naik menjadi Rp50 ribu per kg.

"Ini harga bongkaran atau harga dari kebun setelah panen, mungkin harga di pasar akan lebih naik lagi," ucap Amrin, Ahad.

Ia mengungkapkan, kenaikan harga terjadi akibat banyaknya pekebun yang mengalami gagal panen karena musim kemarau yang telah berlangsung kurang lebih lima bulan, selain itu perawatan cabai agar berhasil saat musim kemarau memang lebih sulit.

Untuk cabai rawit lokal Gorontalo jenis Samia, harga di pasar mencapai Rp80 ribu per kg, harga tersebut mengalami penurunan setelah pada beberapa pekan lalu sempat menyentuh angka Rp100 ribu per kg.

Tingginya harga cabai rawit membuat warga cukup merasa berat, karena harus mengeluarkan biaya lebih.

"Mau bagaimana lagi, sekarang musim kemarau, hasil panen pasti berkurang, sehingga harga naik," kata Hartina, salah seorang warga.

Cabai rawit kata dia, sudah menjadi bahan pokok yang selalu menjadi bumbu masakan warga Gorontalo, sehingga selalu dibeli walaupun harganya tinggi.

Baca juga: Harga cabai rawit di Gorontalo naik

Baca juga: Pemkab Tapin siapkan saprodi bagi petani cabai terdampak karhutla

Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023