Surabaya (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Surabaya mengajak para pembatik dan desainer untuk terus membangkitkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sekaligus mengenalkan batik khas Kota Pahlawan agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.

"Ayo kita bangkitkan UMKM Surabaya, kita kenalkan batik Surabaya kepada seluruh dunia, bahwa batik Surabaya adalah batik yang keren," kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Surabaya Rini Indriyani  di Surabaya, Senin.

Menurutnya, ada enam motif batik khas Kota Surabaya yang sukses dibawakan dalam Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) yang dihelat di Jakarta Convention Center (JCC) pada Sabtu (28/10/2023) malam.

Keenam batik itu adalah Abhi Boyo, Gembili Wonokromo, Remo Suroboyoan, Sparkling, Kembang Bungur dan Kintir-kintiran. Keenam motif batik tersebut, dibawakan oleh 10 model dalam runway IN2MF yang dihelat

"Alhamdulillah acara IN2MF berjalan dengan lancar. Desain-desain dari Mbak Gita menggunakan batik Surabaya luar biasa, keren banget. Dan ternyata banyak yang suka dengan desainnya, suka dengan batiknya, sehingga batik Surabaya menjadi naik kelas," kata Rini.

Melalui ajang IN2MF tersebut, Rini juga berharap dapat menjadi awal yang baik untuk mengangkat batik Surabaya lebih naik kelas. Bahkan, kata dia, beberapa desainer nasional dan internasional juga mengakui jika batik Surabaya tidak kalah menarik dengan yang lain.

"Ternyata batik Surabaya itu ketika dikemas oleh desainer yang luar biasa, menjadi lebih berkelas. Jadi batik Surabaya bisa naik kelas, matur nuwun (terima kasih) Mbak Gita desainnya keren banget," katanya.

Selain itu, Rini juga mengungkapkan, Dekranasda akan terus berkomitmen mempromosikan batik Kota Pahlawan. Salah satu upaya tersebut yakni dengan berencana mengadakan event fashion seperti IN2MF pada tahun 2024.

"Sehingga batik Surabaya bisa dikenal dan naik kelas. Memang harus dikolaborasikan dengan desain, sehingga mempunyai pasar yang berbeda," ujar Rini yang sekaligus menjabat Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya ini.

Untuk itu, Rini juga mendorong para pembatik di Kota Surabaya agar bisa lebih berinovasi dan mengembangkan desain batik. Dengan demikian, model batik Surabaya ini diharapkan lebih bervariasi dan tentu akan memiliki daya jual yang tinggi.

"Untuk pengrajin batik, saya berharap semangat terus. Dan ternyata baik Surabaya menjadi keren, tidak kalah dibandingkan dengan desain-desain baju lain yang internasional maupun nasional," katanya.

Bahkan menurutnya, batik Surabaya apabila didesain dengan bervariasi, sangat cocok dipakai untuk semua kalangan. Baik itu dipakai Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bekerja maupun masyarakat umum.

"Surabaya sudah diakui punya potensi batik yang keren banget. Sehingga untuk para desainer, ayo jangan ragu mengkombinasi atau mendesain batik-batik Surabaya menjadi lebih keren lagi," ujarnya.

Sementara itu, desainer asal Kota Surabaya, Gita Orlin menilai bahwa enam batik khas Surabaya memiliki motif yang unik. Keenam batik itu adalah Abhi Boyo, Gembili Wonokromo, Remo Suroboyoan, Sparkling, Kembang Bungur dan Kintir-kintiran.

"Itu semua yang membikin saya termotivasi untuk bikin bagaimana caranya motif-motif batik Surabaya yang unik-unik itu bisa menjadi lebih fashionable," kata Gita Orlin yang sudah malang melintang di dunia desainer tersebut.


Selain itu, Gita Orlin mengaku ingin mendesain batik Surabaya agar bisa dipakai semua kalangan, baik muda maupun tua. Karenanya, dalam IN2MF kali ini, ia mendesain batik Surabaya dengan konsep yang berbeda.

"Jadi batik itu bisa lebih modis, jadinya lebih keren dan juga elegan dan makin glamour tentunya," ucapnya.

Baca juga: Dinkopdag: Batik khas Surabaya diminati masyarakat

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023